Demikian disampaikan pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati kepada Kantor Berita Politik RMOL. Hal ini disampaikan Susaningtyas terkait surat Presiden Joko Widodo per tanggal 3 Desember 2017 kepada pimpinan DPR, yang mengajukan calon Panglima TNI, yaitu Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto
Susaningtyas menjelaskan, pilihan dari TNI ini sesuai visi Presiden Jokowi dalam Poros Maritim Dunia sehingga penguatan pilar kelima untuk pertahanan maritim fokus meningkatkan kemampuan AL dan AU. Sesuai dengan tahapan pembangunan kekuatan maritim sudah selayaknya alutsista AU mendapat prioritas pertama. Kekuatan udara dibangun agar mampu beroperasi 24 jam hingga ruang udara di atas ZEE dan landas kontinen. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan TNI untuk menjamin keunggulan di udara dan di laut.
"Artinya, kekuatan udara tersebut ditujukan untuk memberikan perlindungan udara atas semua operasi militer di laut. TNI AU memberikan jaminan air supremacy dan air superiority agar TNI AL mampu melaksanakan semua operasi di laut menjaga stabilitas keamanan maritim," jelas Nuning, begitu ia disapa.
Hal penting lain, sambungnya, TNI AU memiliki cara Pandang bahwa ruang udara memiliki nilai yang sangat penting dalam mendukung program pembangunan yang sedang dijalankan pemerintah, nilai yg paling penting adalah nilai ekonomis. Sehingga pola gelar TNI AU mengutamakan di daerah depan yaitu Natuna, Tarakan, morotai, Biak, Metauke dan kupang.
"Dengan demikian kita akan mampu mengawasi Ruang udara dan wilayah yang ada di bawahnya mulai dari ZEE, kemampuan yang akan Kita tingkatkan adalah kemampuan penginderaan dan penindakkan atas obyek di udara dan obyek diatas permukaan.," demikian Nuning.
[wid]
​
BERITA TERKAIT: