Survei yang dilakukan pada 19-26 Oktober 2017 di 34 provinsi itu ingin melihat beberapa variabel, diantaranya kondisi perekonomian.
"6,1 persen terkonfirmasi masyarakat Indonesia merasa kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dalam setahun terakhir ini," kata Direktur Populi Center, Usep S Akhyar di Jakarta, Kamis (2/11).
Lalu kemudian, lanjut Usep, konsep pembangunan "Indonesia Sentris" yang tidak hanya terpusat di Pulau Jawa mulai menunjukkan dampak yang terasa di tengah masyarakat.
"Hal ini terbukti, sekitar 77,5 persen masyarakat setuju dengan kebijakan pembangunan tol lintas Sumatera dan, 73,6 persen pembangunan rel kereta di Sulawesi, serta 75,8 persen pembangunan Trans Papua, dimana kebijakan ini berada di luar Pulau Jawa," jelasnya.
Lalu kemudian, kebijakan yang dirasa paling bermanfaat untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat adalah pembagian sejumlah "kartu sakti" misalnya Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Sejahtera.
"Pembagian kartu itu paling tinggi yang paling dirasakan oleh masyarakat bermanfaat bagi mereka yakni 50,7 persen, diikuti kebijakan pembangunan tol di luar Jawa 8,4 persen dan pembangunan proyek PLN 35 ribu megawatt sebesar 7,2 persen," ungkap Usep.
Mengenai evaluasi terhadap pemerintahan Jokow-JK selama kurun waktu tiga tahun ini, sebanyak 78, 5 persen masyarakat Indonesia merasa bahwa ada perubahan.
"Sementara itu 13,4 persen merasa tidak ada perubahan dan 4,6 persen merasa ada kemunduran," pungkas Usep.
Populi Center melakukan wawancara tatap muka dengan 1200 responden yang dipilih dengan metode acak bertingkat (mulstistage random sampling). Survei dengan margin of eror 2,8 persen berada pada tingkat kepercayaan 95 persen.
[rus]
BERITA TERKAIT: