"Presiden punya semua hal untuk mendapatkan informasi terbaik dan terakurat," kata Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud, sambil mengatakan bahwa sebelum demo, dirinya juga sudah menyampaikan pesan bahwa jangan sampai demo yang tujuannya untuk menuntut keadilan justru ditunggangi oleh pihak-pihak yang punya kepentingan politik.
"Jadi, itu sebenarnya omongan saya sudah mendahului dari apa yang disampaikan Presiden. Pesannya begitu, mengingatkan, agar tidak ada bias antara kepentingan demo dan kepentingan politik pihak tertentu. Itu kan biasa saja, teorinya kan untuk mengingatkan," ungkapnya.
Marsudi juga mengungkapkan, Presiden saat mengeluarkan pernyataan, tentunya sudah pasti melalui proses seleksi informasi yang ketat dan mempertimbangkan berbagai hal dengan cermat. Karenanya, kata dia, apa yang disampaikan Presiden tersebut harus dilihat sebagai upaya ataupun pesan untuk mengingatkan agar tidak ada yang menjadikan demo untuk kepentingan politiknya.
"Wong saya yang hanya punya perangkat Pagar Nusa dan Banser saja punya banyak informasi. Apalagi Presiden dengan berbagai instrumen institusi," tukasnya.
Jadi, lanjut Marsudi, apa yang disampaikan Presiden Jokowi, harus dimaknai untuk mengajak semua pihak bahwa menjaga kesatuan dan persatuan, menjaga kebhinekaann dan kemajemukan adalah tugas berat yang harus diemban bersama-sama.
"Jadi pesan yang harus ditangkap dari pernyataan Presiden adalah, bahaya ketika memanfaatkan aksi demo untuk kepentingan politiknya. Karena kalau soal demonya, clear Presiden mengapresiasi itu sebagai hak konstitusional sepanjang disampaikan dan dilakukan secara tertib dan damai sesuai aturan," jelasnya.
KH Marsudi lebih lanjut menilai bahwa Presiden Jokowi justru bahwa baik sebelum demo, saat demo, dan juga setelah demo pemerintah sudah sangat baik dan cepat dan bijak dalam berkomunikasi dengan berbagai pihak.
"Presiden sudah melakukan itu dengan mengundang para kiai, ulama, tokoh agama, dan lainnya. Kemudian juga sudah menyampaikan bagaimana memenuhi tuntutan masyarakat. Terus setelah demo, Presiden juga datang ke NU dan Muhammadiyah, dan mungkin juga ke yang lainnya. Itu kan langkah presiden untuk komunikasi dengan rakyatnya," jelasnya.
Kalau kemudian dari apa yang dilakukan Presiden itu masih dianggap ada yang kurang, tentu anggapan itu akan selalu ada. Dan kewajiban pemerintah adalah berupaya untuk memperbaikinya.
"Dan Presiden kan juga melakukan perbaikan, itu stile-nya Presiden dalam berkomunikasi dengan rakyatnya. Kini yang paling penting dan inti dari persoalan yang sekarang ini tujuan demo itu apa? Itu kan yang penting. Tuntutan sudah disampaikan, kemudian pemerintah sudah memberikan sikapnya sebagai jawaban. Itu sudah disampaikan," demikian Marsudi.
[ysa]
BERITA TERKAIT: