Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemuda Muhammadiyah Gelar Acara Sekolah Cinta Perdamaian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 21 Oktober 2016, 15:24 WIB
Pemuda Muhammadiyah Gelar Acara Sekolah Cinta Perdamaian
rmol news logo Pemuda Muhammadiyah bekerja sama dengan Fahmina Institute menggelar acara Sekolah Cinta Perdamaian (SETAMAN) dengan mengangkat tema "Cinta Dalam Beda" di SMK 2 Muhammadiyah Kuningan mulai hari ini sampai lusa (Jumat-Minggu, 21-23/10).

Acara yang dihadiri 30 peserta ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris PDM Kabupaten Kuningan, Khoirul Anwar, M.Pd. Dalam sambutannya, ia menyatakan merasa bangga dapat hadir di tengah-tengah generasi muda dan apresiasi. "Generasi muda adalah pelanjut generasi masa depan," tutur Khoirul Anwar.

Dia menjelaskan Kuningan termasuk wilayah dengan masyarakat majemuk, heteroge. "Keragaman patut disyukuri, karena keragaman sesuatu yang niscaya serta sunnatullah," ungkapnya seraya mengutip perkataan Cak Nur.  

Dengan demikian, menentang keragaman sama halnya menolak sunnatullah.  Tapi toleransi bukan dipahami secara membabi buta. "Namun dalam bentuk saling menghargai penganut agama lain," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Hubungan Antar lembaga PP. Pemuda Muhammadiyah, Sunanto mengajak seluruh pemuda lintas agama untuk bersatu padu menjadi aktor terdepan pencegahan aksi radikalisme dan terorisme.  
 
"Adagium 'student today, leader tomorrow' membawa sebuah pemahaman, pemuda sebagai salah satu ujung tombak sekaligus pelopor perdamaian dunia (peace of world)," terang Sunanto.
 
Masih menurut Sunanto, pemuda sejatinya memiliki pengaruh signifikan dalam menciptakan perdamaian dunia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari besarnya potensi pada diri pemuda. Mereka adalah kelompok yang kaya akan ide kreatif dan inovatif, potensi inilah yang dapat kita tumbuh kembangkan melalui pendidikan interaktif dan diskusi agar peka terhadap isu-isu perdamaian keberagamaan.

"Untuk itu, saya selaku Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kerjasama Antar Lembaga PP. Pemuda Muhammadiyah menyambut baik gagasan Fahmina Institute dalam penyelenggaraan kegiatan ini," tutup tokoh muda yang akrab disapa Cak Nanto ini.

Secara terpisah, aktivis JIMM (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah) wilayah 3 Cirebon, Sunardi menyatakan prinsip kebhinekaan perlu dimaknai dan dijiwai secara luas oleh segenap anak bangsa. Oleh karenanya, kegiatan Setaman yang menjadikan pelajar dan mahasiswa sebagai peserta sangatlah tepat.

"Perbedaan adalah niscaya, sebagai kondisi bangsa kita. Oleh karenanya, dijadikanlah semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Menolak perbedaan dapat mengakibatkan perpecahan dan akhirnya Semboyan pun berubah menjadi Bhinneka Tinggal Luka," salah satu Inisiator Pendirian SETAMAN.
 
Direktur Fahmina Institute, Rosidin menyampaikan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai upaya antisipasi pemahaman radikal di kalangan muda.

"Dalam beberapa riset, pemuda merupakan kelompok yang potensial untuk terlibat, karena jiwanya masih dalam proses mencari identitas dan eksistensi," tandasnya dengan menambahkan masyarakat juga sangat mudah terbelah jika disentil sentimen keagamaan.  [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA