Diplomasi total menjadi istilah baru yang dipopulerkan untuk mengklaim pembebasan sandera tanpa menggunakan uang tebusan. Namun persoalannya, klaim itu dipertanyakan banyak kalangan.
"Luar biasa, setelah Revolusi Mental, Tol Laut, kita sekarang punya istilah baru, yaitu diplomasi total dalam pembebasan tersandera dari Abu Sayaf. Diplomasi total berhasil membebaskan tanpa bayaran," kata politisi senior yang juga pakar ekonomi, Kwik Kian Gie, lewat akun media sosialnya.
Tetapi, lanjut Kwik, ada pihak yang biasanya mengetahui banyak dan sangat kredibel mengatakan bahwa bebasnya para sandera itu karena majikan (perusahaan) para tersandera membayar.
Pernyataan Kwik itu menyusul kemarin, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam sebuah kesempatan acara di kawasan Cikini, Jakarta, mengungkapkan sepintas bahwa pembebasan para sandera karena didahului pembayaran uang tebusan.
"Namun harus dirahasiakan. Maka pembayaran yang dirahasiakan itu harus diberi nama, dan namanya adalah 'diplomasi total'. Ini bukan pendapat saya. Saya kemukakan hanya mau bertanya, yang betul yang mana?" sindirnya.
Berbicara diplomasi Indonesia, mantan politisi PDIP ini menyatakan ada satu yang sangat prinsipil menurutnya dan sangat merendahkan diri sendiri dan memalukan, yaitu pemberian bebas visa masuk ke Indonesia kepada 164 negara. Sedangkan kalau warga negara Indonesia mau berkunjung ke negara-negara mereka, hampir semuanya (kecuali ASEAN) mengharuskan WNI memiliki visa. Beberapa negara persyaratannya luar biasa dalam hal visa dan kadang tidak segan-segan menolak tanpa alasan.
"Ini berarti bahwa Indonesia telah merendahkan diri sendiri dengan membuang satu prinsip sangat fundamental dalam diplomasi, yaitu yang dinamakan prinsip timbal balik, atau reciprocity," urainya.
"Di mana Trisakti dan Nawacita kita dalam bidang ini? Pembuangan prinsip reciprocity ini jugalah yang harus dimasukkan ke dalam istilah diplomasi total," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: