Kita Harus Fokus Agar Papua Tetap Di Indonesia Dan Freeport Pergi Dari Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 05 Desember 2015, 12:41 WIB
rmol news logo Semua kejanggalan di balik isu pelanggaran etika Ketua DPR RI Setya Novanto harus dibongkar habis karena terkait dengan hal lain yang lebih penting, yaitu nasib rakyat Papua dan kontrak karya Freeport di Indonesia.

"Misteri di balik semua ini harus terungkap, ada hal lebih besar dari Setya Novanto. Jangan berhenti di situ," kata pengamat komunikasi politik, Hendri Satrio, dalam diskusi "Dramaturgi Freeport", di Jakarta, Sabtu (5/12).

Hendri yakin indikasi permainan mafia terkait manuver Freeport ini benar adanya. Apalagi, aktor-aktor yang ada di dalam lingkaran isu ini adalah para tokoh politik kelas nasional.

"Ini kan orang top semua. Ada menteri, ada mantan Wakil Kepala BIN, ada juga yang tidak diajak bertemu, Kalau semua aktornya adalah orang penting, pasti ada dalang di belakangnya," ujar dia.

Menurutnya, kronologi kasus ini pun berjalan sistematis. Ada yang merancang agar Sudirman Said dikesankan "media darling", dianggap pahlawan di media sosial, dan DPR RI yang dicaci maki netizen.

"Tapi jangan terpaku di sana dan jangan terjebak agenda setting siapapun itu," tegasnya.

Dia ingatkan lagi ada masalah jauh lebih besar di balik pelanggaran etika Ketua DPR RI, dan itu menyangkut isu disintegrasi Papua (Papua merdeka), kedaulatan bangsa, dan kontrak karya Freeport.

"Kita harus fokus agar Papua tetap di Indonesia, dan Freeport lebih baik bagi Indonesia. Salah satu caranya adalah (Freeport) pergi dari Indonesia," saran Hendri. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA