Menurut Rizal, hal itu bertepatan dengan jatuhnya musim liburan akhir tahun.
"Tadinya ada usul bebas visa akan mulai efektif Januari tahun depan. Kami katakan enggak biasa lama. Akan efektif Oktober memanfaatkan musim turis akhir tahun. Kalau Januari musim turis lewat," tegas pria kelahiran Padang ini saat rapat koordinasi di kantornya, Gedung BPPT I, Jakarta Pusat, Selasa (1/9).
Menko Rizal mengatakan, pemberian bebas visa merupakan langkah efektif untuk mendorong kedatangan wisatawan asing ke dalam negeri.
"Kenapa mesti lakukan ini karena ternyata bebas visa paling capat menambah wisatawan. Enggak perlu biaya. Hasil evaluasinya lumayan. Tahap pertama bebaskan 30 negara, dampak 15 persen tumbuhnya (wisatawan), jauh di atas rata-rata 4 sekian persen," tegas Rizal
Menurut Rizal, langkah penambahan bebas visa akan memberi efek berkelanjutan. Contohnya, dapat menggenjot jumlah wisatawan yang saat ini hanya 10 juta orang menjadi 20 juta orang per tahun selama 5 tahun mendatang.
Tak hanya itu, mantan kepala Bulog ini juga menegaskan kebijakan penambahan negara bebas visa akan meningkatkan jumlah pekerja di sektor pariwisata, dari yang sebelumnya 3 juta orang menjadi 7 juta orang.
"Devisanya juga naik dari USD 10 miliar naik jadi USD 20 miliar,†beber pria yang pernah menjabat Komisaris Utama PT. BNI ini.
Menurut Rizal, tambahan pemberian bebas visa berkurang dari usulan yang diterima sebelumnya oleh Menteri Pariwisata yaitu 50 negara. Lima negara dicoret, namun ditambahkan Vatikan dan San Mareno. Berarti, sampai saat ini pemerintah sudah memberikan bebas visa pada 92 negara.
Hadir dalam rapat koordinasi hari ini Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dan Dirjen Imigrasi, Ronni Sompie, serta jajaran Badan Intelijen Negara dan kepolisian.
[ald]
BERITA TERKAIT: