Menurut politikus PDI Perjuangan ini, bentrok di lingkaran TNI-Polri, baik antar prajurit, instansi dan dengan warga sipil, sudah keterlaluan.
"Ini masalah leadership (kepemimpinan)," tegas Kang TB, sapaan akrabnya, saat ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (Senin, 31/8).
Jelas dia, kalau bentrok hanya terjadi setahun sekali, itu dapat dikatakan hanya sebagai kasus. Tapi, kalau sudah sering terjadi, bahkan dalam setahun sering terulang, ini masalahnya ada di tingkat komando.
"Ini peringatan keras kepada Panglima TNI dan Kapolri. Apalagi masalah ini sudah sampai ke tinggat presiden. Ini tidak boleh terjadi lagi," tegasnya.
Kang TB menganalisa, bentrok TNI-Polri terjadi karena kurangnya pengawasan oleh perwira di lapangan, seperti Komandan Ploton dan Komandan Kompi. Tambah dia, walapaun panglima dan kapolri sudah memberikan instruksi kepada bawahan, tapi perwira di bawah tidak jalan, maka hal ini sama saja tidak berarti.
"Komandannya harus diberi sanksi. Mereka seharusnya ada di barak, bukan di luar (barak)," tukas TB Hasanuddin.
[ian]
BERITA TERKAIT: