Gerindra Kritik Pemerintah yang Dukung Produksi Mobil Murah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 11 September 2013, 13:59 WIB
Gerindra Kritik Pemerintah yang Dukung Produksi Mobil Murah
suhardi/net
rmol news logo Dua hari lalu, dua produsen mobil asal Jepang, Toyota dan Daihatsu, resmi meluncurkan dua mobil murah ramah lingkungan (Low Cost Green Car) ke tengah publik Indonesia. Tak lama lagi Suzuki dan Honda pun dipastikan melakukan hal serupa. Kehadiran mobil murah dan ramah lingkungan dinilai akan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

Namun, Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, justru menyesalkan hal tersebut. Lebih jauh, Partai Gerindra menyayangkan kebijakan pemerintah yang mendukung beredarnya mobil murah.

"Adanya mobil murah justru akan menyebabkan kemacetan semakin parah karena makin banyak orang yang menggunakan mobil. Ini adalah kebijakan yang amat sangat keliru. Membebaskan pajak untuk mobil murah juga tidak akan menurunkan jumlah konsumsi BBM karena jumlah mobil akan bertambah," kata Suhardi dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan DPP Partai Gerindra, Rabu (11/9).

Gerindra berpendapat, lebih baik pemerintah memprioritaskan perbaikan kualitas dan kuantitas transportasi umum daripada mendorong peredaran mobil murah. Jika transportasi umum berjalan dengan baik tentunya pengguna kendaraan pribadi akan berpindah ke transportasi umum, dan akhirnya akan menurunkan jumlah konsumsi BBM.

"Yang jadi masalah saat ini masyarakat enggan menggunakan kendaraan umum karena tidak nyaman serta sering tidak tepat waktu," kata Suhardi.

Ia mengutip pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang pernah mengatakan, pemerintah perlu mencontoh apa yang telah dilakukan Brazil dalam kebijakan industri otomotif. Brazil berhasil mengkonversi penggunaan BBM dengan BBN (Bahan Bakar Nabati). Jika memang tujuannya untuk mengurangi konsumsi BBM, seharusnya kebijakan industri otomotif nasional diarahkan seperti itu.

"Penggunaan BBN dapat mengurangi ketergantungan negara ini terhadap BBM yang terus impor. Negara ini dapat mandiri secara energi dengan BBN dari singkong dan tetumbuhan lainnya," tutup profesor kehutahanan itu. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA