"Saya sudah bilang enggak tertarik duduk di Banggar karena disitu tempatnya korupsi dan kongkalingkong terjadi," ujar Asmara saat ditemui di sela Mukernas PKPI, di Caringin Bogor, Sabtu (29/6)
Dia menilai para caleg harusnya membangun karakter masyarakat cerdas di dalam proses 'pesta' rakyat yang digelar lima tahunan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, yakni masyarakat disuap alias di iming-imingi dengan memberikan transaksi uang tunai agar dapat dipilih dalam pemilu.
"Kita harus mendidik masyarakat, saya maju tidak harus dengan uang. Saya akan mendidik masyarakat agar sadar dampak dari hal itu," ujarnya.
Menurut Caleg Dapil Jambi nomor urut 1 itu, pemberian sejumlah uang langsung kepada masyarakat sejatinya melemahkan mental bangsa, dan akan berdampak negatif dalam jangka panjang. Karenanya, lanjutnya, hal itu tidak boleh dibiarkan terus menerus.
"Kalau kita menghamburkan uang ke masyarakat, itu tidak mendidik. Masyarakat kalau dikasih uang sebanyak-banyaknya ke depan dipastikan akan sengsara, karena jika jadi cenderung melakukan korupsi," jelasnya.
Mantan kader Partai Demokrat ini mengaku keluar karena kecewa dengan banyaknya tokoh-tokoh yang tersangkut kasus korupsi. Dan ia lebih memilih ke PKPI sebagai partai baru peserta pemilu sebagai kendaraan untuk maju sebagai Caleg.
"Saya keluar dari PD karena yang tersangkut tokoh-tokohnya. Makanya saya pindah ke PKPI," akunya.
Selain itu, Asmara menegaskan, jika terpilih sebagai anggota DPR RI maka dirinya berjanji tidak akan melakukan tindak korupsi.
"Jika terbukti melakukan korupsi saya siap ditembak mati," pungas Asmara.
[ian]
BERITA TERKAIT: