"Tahun ini saja penguna internet di Indonesia sebanyak 82 juta orang, 50 juta di antaranya penguna facebook dan penguna twitter 29 juta. Jumlah ini tentu akan naik pada tahun 2014," ujar Manager Konvensi Sosial Capres RI 2014, Elis Rahmawati, dalam keterangannya kepada redaksi, Kamis (27/6).
Bila Kementerian Dalam Negeri menyatakan jumlah penduduk yang potensial menjadi pemilih di pemilu 2014 sebanyak 175 juta orang, maka berarti hampir 30 persennya adalah pengguna facebook. Untuk itu, siapapun kandidat Capres, baik yang sudah populer apalagi yang belum dikenal luas oleh masyarakat, mau tidak mau harus memperhatikan pengaruh media sosial dalam membentuk persepsi masyarakat.
"Percakapan yang terjadi di media sosial tidak hanya berdampak popularitas kandidat. Lebih jauh akan berujung pada siapa yang akan dipilihnya nanti di pemilu," tutur Elis.
Atas pertimbangan itulah, jelas Elis, pihaknya akan memotret para kandidat capres yang ada melalui metode yang disebutnya konvensi sosial. Konvensi yang dilakukan berbasis aktivitas
online ini diharapkan akan diikuti sekurang-kurangnya 25 juta penguna internet sehingga bisa memberi gambaran lebih nyata dari pilpres 2014.
Menurut Elis, dalam konvensi sosial ini masyarakat dapat memilih siapa kandidat calon presiden pilihannya dalam sebuah aplikasi online yang dirancang sedemikian rupa menyerupai pemilu. Masyarakat juga bisa membicarakan secara terbuka isu-isu terkait kandidat.
"Sebagian orang mungkin sudah menjatuhkan pilihannya, ini yang akan kami potret dalam konvensi sosial Capres RI 2014," jelas dia.
Lebih lanjut Elis mengatakan konvensi sosial Capres yang akan dilangsungkan mulai tanggal 1 Juli dan ditutup H-1 tanggal terakhir penutupan pendaftaran resmi capres di Komisi Pemilihan Umum (KPU), bisa menjadi sarana bagi masyarakat untuk mengaktualkan opininya. Sehingga akan berkembang diskursus publik yang rasional yang mendorong bagi lebih besarnya partisipasi masyarakat dalam pemilu 2014, sekalgus mempromosikan berlangsungnya proses pemilihan yang lebih cerdas.
"Mudahan-mudahan konvensi ini bisa menjadi bagian dari upaya melahirkan kepemimpinan nasional yang lebih partisipatif," demikian Elis Rahmawati.
[rsn]