TNI Bombardir Sangatta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 09 Mei 2013, 20:21 WIB
TNI Bombardir Sangatta
istimewa
rmol news logo . Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono didampingi Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, para petinggi TNI dan sejumlah pejabat sipil meninjau Operasi Amfibi pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Divisi tahun 2013,di pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur,  Kamis (9/5).
 
Dari bibir pantai Sekerat, Agus Suhartono beserta rombongan menyaksikan langsung proses pendaratan Amfibi oleh pasukan pendarat dalam hal ini prajurit-prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan Operasi Amfibi, serta jajaran Yonif Linud 501/Brajayudha yang akan melaksanakan Lintas Udara (Linud).
 
Sebelum Operasi Amfibi yang ditandai dengan gelombang pertama mendarat dengan menembur pantai dilaksanakan, terlebih dahulu dilaksanakan proses Bantuan Tembakan Kapal (BTK) untuk menghancurkan kedudukan musuh di pantai pendaratan yang dapat menggagalkan pelaksanaan Operasi Amfibi.

Sementara itu, enam buah pesawat tempur TNI AU yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Udara (Kogasgabud) melancarkan serangan udara yang kerap diberi nama Operasi Lawan Udara Ofensif (OLUO) di wilayah udara Kalimantan. Serangan udara tersebut dilakukan dengan composite strike, antara lain oleh dua buah pesawat tempur F-16 dan Sukhoi.
 
Gelombang-gelombang pendaratan mulai diluncurkan dari KRI-KRI pengangkut pasukan pendarat Amfibi, dimulai dengan mendaratkan satu Kompi Tank Amfibi selanjutnya bergerak taktis menggempur kekuatan musuh di pantai. Gelombang dua terdiri dari Kompi Kendaraan Pendarat Amfibi (Ranratfib)mengangkut pasukan untuk menyerang maju bersama Kompi Tank dengan Kerja Sama Infanteri Tank (KSIT) untuk menduduki sasaran-sasaran yang telah direncanakan sebelumnya.

Gelombang tiga dari unsur Ranratfib mendarat untukmembantu pasukan yang lebih dulu mendarat dan menghancurkan kedudukan musuh yang masih berada disekitar pantai. Pendaratan berikutnya adalah gelombang empat, terdiri dari dua unit Landing Craft Unit (LCU) dan 6 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (KAPA) dengan unsur artileri medan yang terdiri dari dua pucuk Roket Multi Laras (RM) 70-Grad dan meriam Howitzer 105 milimeter, setelah mendarat akan menempati titik steling penembakan sesuai koordinat yang telah direncanakan, selanjutnya akan memberikan tembakan artileri medan terhadap sasaran-sasaran musuh.
 
Gelombang atas panggilan mendarat dengan unsur KAPA yang mengangkut empat unit Howitzer 105 mm. Setelah mendarat selanjutnya menuju stelling penembakan sesuai dengan koordinat yang telah ditentukan. Setelah Howitzer masuk stelling penembakan, gelombang atas panggilan berikutnya mendarat dengan menggunakan LCU yang mengangkut dua unit RM- 70 Grad setelah mendarat kemudian menuju stelling penembakan yang telah direncanakan.
 
Sementara itu di tempat terpisah, dari udara melintas sebanyak enam pesawat Hercules yang mengangkut ratusan personil dari Yonif Linud 501/Brajayudha untuk melaksanakan Operasi Linuddibawah Satgas Linud Brigif l-17/Kujang satu Divif satu Kostrad.

Operasi Linud ini merupakan bentuk operasi gabungan antara TNI-AD dan TNI AU yang dilaksanakan dengan cara diterjunkan atau didaratkan ke daerah sasaran dalam rangka merebut dan menghancurkan sasaran yang bersifat taktis dan strategis.

Selanjutnya tiga unit Helikopter pengangkut prajurit-prajurit melaksanakan lintas Helike sasaran yang bertujuan untuk merebut dan menduduki sasaran yang dapat mempengaruhi dan menentukan dalam pelaksanaan perebutan tumpuan pantai pada operasi amfibi. Kemudian dua unit Roket Multi Laras (RM) 70 Grad dan tiga pucuk meriam Howitzer kaliber 105 mm yang telah masuk steling akan melaksanakan penembakan secara berturut-turut yaitu, pertama,  tembak tinjau sebanyak 4 butir akan diberikan oleh RM 70 Grad dan empat butir dari meriam Howitzer 105 mm. Kedua, penembakan pelaksanaan sebanyak 76 butir dari RM 70 Grad dan 30 butir dari meriam Howitzer 105 mm.  Untuk  menuntaskan serbuan akan diberikan penembakan salvo terhadap  sasaran sebanyak 40 butir oleh 2 unit RM70 Grad.
 
Latgab TNI besar-besaran ini berlangsung mulai tanggal 15 April sampai dengan 24Mei 2013, dan sebagai Direktur Latihan (Dirlat) pada Latgab ini dipercayakan kepada Kasum TNI, Marsdya TNI Boy Syahril Qamarserta Wakil Direktur Latihan Dankodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti. Tujuan Latgab, selain untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI dalam melaksanakan Operasi Militer Gabungan, juga untuk meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit  dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan mekanisme operasi gabungan secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi. Latihan ini juga sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban TNI terhadap rakyat dan bangsa Indonesia.
 
Personil yang terlibat dalam Latgab ini berjumlah 16.745 prajurit, dan mengerahkan peralatan tempur antara lain, TNI AD, 14 Unit Tank Scorpio, 5 Unit Tank Stormer Apc, 2 Unit Tank Stormer Co, 13 Unit Tank Amx, 21 Pucuk Meriam (Mer), 12 hely Mi 17, 12 hely Bel, dan 3 Bolco. Sedangkan untuk TNI AL mengerahkan 36 KRI, 17 unit BMP-3F, 33 BTR-50, 6 Kapa K-61, 2 unit RM-70/Grad, 7 Unit LVT-7A1, 2 unit BVP-2, 3 CASA, 5 Hely, TNI AU: 5 Pesawat SU 27/30, 5 Pesawat Hawk SPO, 5 Unit F-16, 5 Unit Hawk PBR, 11 Pesawat C-130 Hs/H/B, 1 Pesawat C-130BT, 2 Pesawat B-737 Intai, 2 Pesawat C-212 Cassa, 2 Unit Cn-235, 1 Unit Cn-235 MPA, 2 Helly Nas-332/Sa-330, 4 Helly Ec-120 Colibri.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA