Gerindra adalah partai baru, berdiri Februari 2008, namun sukses masuk ke parlemen pusat dengan perolehan lumayan 26 kursi.
Di sisi lain, Gerindra diketahui sebagai parpol Senayan yang paling jarang menggelar konsolidasi, pembahasan isu strategis atau musyawarah skala nasional.
Akun TrioMacan2000 menyebut Partai Gerindra bobrok. Dimulai dari pengurusan atau pengelolaan partai yang sangat tidak profesional atau mirip toko kelontong.
Dalam dua tahun terakhir, Gerindra hanya satu kali melaksanakan rapat DPP yang juga kongres dan konsolidasi partai.
Dari penelusuran redaksi, terakhir kali Gerindra melakukan agenda nasional adalah Kongres Luar Biasa pada 17 Maret 2012, membahas perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) terutama soal penyempurnaan susunan kepengurusan. Sebelumnya, tak tercatat ada agenda kepartaian lain yang cukup besar.
Fadli Zon, ketika diminta konfirmasinya atas tudingan "toko kelontong" itu, mengakui bahwa DPP Gerindra tidak pernah memiliki agenda rapat rutin. Rapat-rapat bersifat sesekali. Rapat yang bersifat rutin dilakukan oleh organisasi-organisasi sayap partai.
"Memang tidak rutin, sesekali. Tapi badan-badan, sayap-sayap itu rutin. Pengurus DPP ini masih baru terbentuk. Jadi pertemuannya di level pembidangan saja," terangnya saat dihubungi
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Jumat, 21/12).
Ketika ditanya, apakah dirinya bersama pengurus DPP lain mempunya kewenangan yang sangat dibatasi, Fadli Zon menjawab diplomatis.
Dia tidak menyangkal bila kerja-kerja pengurus DPP sangat kuat berada di bawah kendali Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Kalau menurut AD/ART, Ketua Dewan Pembina punya kekuatan besar. Dan iya, itu disepakati seluruh kader partai," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: