Kegiatan itu membahas tentang Crisis Simulation Exercise yang akan terjadi di Taiwan.
Workshop yang digagas oleh IISS-Asia dihadiri oleh Perwakilan Kemlu negara ASEAN dan instansi sipil maupun militer pemerintah dalam kapasitas pribadi. Selain itu terdapat para ahli dari lembaga penelitian terkemuka di dunia.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dan dilakukan secara tertutup guna membahas rencana kontijensi terhadap konflik antara China dan Taiwan yang semakin meningkat.
“Tujuan dari workshop ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana negara-negara kunci di kawasan seperti Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura akan berinteraksi dan merespons dalam situasi krisis, serta untuk memahami dinamika hubungan antar negara saat proses evakuasi maupun kerjasama antar negara ASEAN,” kata Salim.
Tahapan latihan meliputi; Scenario Briefing, Strategic Planning, Response Assessment, Execution and Reaction, pada akhir latihan dilaksanakan Reflection dan diskusi Scenario yang kemungkinan besar akan terjadi. Seperti diketahui menurut data dari Taiwan Foundation penduduk WNI di Taiwan saat ini sekitar 330.000 orang tersebar di seluruh daratan Taiwan.
Keselamatan WNI akan menjadi prioritas utama, dengan jarak sekitar 5000 mile dan menggunakan komersial maupun kapal perang TNI AL dan pesawat TNI AU masuk dalam perkiraan kontijensi dalam skenario latihan tersebut.
BERITA TERKAIT: