Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya masih melakukan seleksi kepada calon Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) baru setelah dirinya menjabat panglima.
"Ada beberapa calon yang harus saya sampaikan ke Presiden dan saya seleksi," kata Hadi usai bertemu presiden Jokowi di Istana Bogor, baru baru ini.
Namun pria berkumis tebal itu enggan menyebut kapan waktu seleksi akan dilakuÂkan. "Ya tunggu saja nanti. Semua masih dalam proses," ujarnya.
Menurut Hadi, soal calon KSAU akan dilaporkan Presiden dalam kesempatan tersendiri.
Meski kosong, Hadi mengaÂtakan pengambilan keputusan di jajaran AU tidak terpengaruh. Sebab, jabatan kepala dan wakil kepala staf angkaÂtan TNIbersifat satu kotak. "Jadi kepala staf itu satu kotak dengan wakil kepala staf," ujarnya.
Hadi mencontohkan, bila KSAD akan keluar negeri, KSAD tidak perlu memberi surat perintah atau pelaksanaan tugas pada wakil kepala staf.
"Jadi kalau ditinggal ke mana pun, otomatis wakil kepala staf bertanggung jawab," ujarnya.
Siapa saja yang nantinya akan berpeluang menjadi KSAU menggantikan Marsekal Hadi?
Menurut informasi yang didapat Rakyat Merdeka, ada nama Marsekal Madya (Marsdya) TNIYuyu Sutisna disebut-sebut memiliki peluang terkuat untuk mengganÂtikan Hadi sebagai KSAU.
Marsdya Yuyu dan Marsekal Hadi dikenal memiliki hubungan dekat. Keduanya pun berasal dari tahun kelulusan yang sama yakni tahun 1986.
Sejak Hadi menjabat KSAU, nyaris seluruh posisi strategis di TNI AU didominasi oleh para perwira lulusan tahun tersebut. Mulai, Wakil KSAU, Irjen AU, hingga seÂjumlah Asisten KSAU, hingga Panglima Koops.
Jika benar akhirnya Yuyu yang terpilih, maka perwira lulusan 86 sukses menyapu jabaÂtan puncak di tubuh TNI AU.
Lalu bagaimana dengan angkatan 1985. Para perwira alumni 1985 AU saat ini bisa disebut kurang diperhatikan. Dibandingkan lulusan tahun yang sama dari matra darat dan laut, hanya Akabri Udara lulusan 1985 yang belum memiliki perwira berbintang 3. Termasuk jabatan strategis seperti Panglima Komando Operasi, lulusan ini tidak "keÂbagian jatah."
Bandingkan saja dengan TNI AD, misalnya. Di Angkatan Darat ada nama Letjen TNI Edy Rahmayadi dan Letjen TNI Dodik Wijanarko (Irjen TNI).
Atau di matra laut ada nama Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman yang menjabat Wakasal, Komandan Sesko TNI Letjen TNI (Mar) M. Trusono, hingga Danjen Akademi TNI Laksdya Siwi Sukmo Aji.
Lantas, siapa perwira dari '85 yang berpeluang menjadi "kuda hitam"? Satu di antara yang menonjol di angkatan ini adalah Marsda TNIDedy Permadi.
Dedy adalah perwira TNI AU kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 April 1963. Dedy sudah pernah menjabat 4 pos penting di posisi bintang dua. Mulai dari Gubernur Akademi Angkatan Udara, Asisten Pengamanan (Aspam) KSAU yang membawahi bidang intelijen, Asisten Personel (Aspers) KSAU, hingga Aspers Panglima TNIyang kini diemÂbannya.
Dengan segudang pengalaÂman itulah, meski masih binÂtang dua, ia layak masuk menÂjadi nominator calon KSAU. Sementara dari angkatan 1984 perwira yang juga berpeluang menjadi KSAU dari angkatan ini adalah Marsdya Bagus Puruhito yang kini menjaÂbat sebagai Wakil Gubernur Lemhanas.
Meski mayoritas perwira lulusan tahun 1983 sudah pensiun, masih ada nama Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja. ***
BERITA TERKAIT: