Direktur Pencegahan BNPT, Brigjend. (Pol) Drs. Hamidin menjelaskan, Badan Usaha Milik Negara dan kalangan swasta terlibat dalam kegiatan tersebut.
"Sepuluh video terbaik yang malam ini masuk ke babak grand final akan kami putar di fasilitas-fasilitas umum, misalkan di bandara, stasiun, rumah sakit, atau papan reklame. Kami akan minta pihak-pihak yang berkaitan dengan fasilitas umum itu untuk memfasilitasinya,†terang dalam konferensi pers Grand Final Lomba Video Pendek untuk siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas dan sederajat di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Jumat (25/11).
Hamidin menjelaskan, langkah tersebut diambil untuk semakin memaksimalkan upaya pencegahan yang selama ini sudah dilakukan.
"Seluruh video yang ikut lomba total ada 640, semuanya sudah diunggah di media sosial
Youtube. Dengan diputar di fasilitas umum maka kami harapkan akan semakin banyak ditonton orang, yang artinya bisa semakin maksimal langkah pencegahan yang diinginkan,†tegasnya.
Hamidin juga mengatakan, lomba video pendek adalah terobosan yang diambil BNPT sebagai upaya kontrapropaganda atas maraknya video berisikan ajaran radikal terorisme di media sosial.
"Lihat
Youtube misalnya. Video ajaran radikal bisa ditonton lebih dari 20.000 kali, dan jumlahnya banyak. Sementara video berisikan ajaran kontra radikalisme sangat minim. Kami akan upayakan lomba ini bisa dilakukan secara berkelanjutan, sehingga bisa menjadi lawan sepadan atas peredaran video radikal terorisme,†urai Hamidin.
Lomba video pendek untuk siswa siswi SMA dan sederajat dilaksanakan BNPT dengan menggandeng 32 Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di 32 provinsi se-Indonesia.
Lomba yang mengambil tema "Kita Boleh Beda" tersebut menghasilkan 640 video yang semuanya sudah diunggah di media sosial Youtube, dan hingga akhir November 2016 telah ditonton oleh 1.240.800 kali.
[sam]
BERITA TERKAIT: