Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengerikan, 5 Anak ISIS Eksekusi 5 Tawanan

Senin, 29 Agustus 2016, 09:52 WIB
Mengerikan, 5 Anak ISIS Eksekusi 5 Tawanan
Foto/Net
rmol news logo ISIS kembali melibatkan anak-anak dalam propagandanya terhadap dunia. Kali ini, kelompok radikal itu kian mengerikan dengan memposting foto lima anak ISIS yang hendak mengeksekusi lima tawanan orang dewasa.

Melalui sebuah foto yang dilansir The Sun, lima orang bocah terlihat mengangkat lengan kanan dengan pistol tergenggam. Semuanya kompak menggunakan kostum kamuflase militer, lengkap dengan kupluk di kepala.

Dalam keterangan foto, tertulis daerah asal bocah-bocah ISIS itu. Mereka berasal dari peranakan Inggris, Mesir, Kurdi, Tunisia dan Uzbekistan. Di hadapan anak-anak itu, terdapat lima tawanan pria dewasa dengan posisi berlutut.

"Algojo cilik asal Inggris dalam video ISIS itu dipanggil dengan nama Abu Abdullah Al-Britani. Anak-anak lainnya diduga berasal dari Mesir, Kurdi, Tunisia dan Uzbekistan," ungkap laporan The Sun, kemarin.

Foto itu menggambarkan lima bocah itu hendak melakukan eksekusi dengan menembak tawanan berkostum orange dari arah belakang. Jarak mereka pun sangat dekat, kurang dari dua meter. ISIS, menganggap esksekusi mati sebagai penghormatan terhadap tawanan perang.

Foto mengerikan itu ditampilkan dalam sebuah video ISIS dari Raqqa, Kota di Suriah yang diklaim ISIS sebagai ibu kota kekhalifahan kelompok teroris itu. ISIS makin sering menampilkan anak-anak dalam propagandanya yang tidak kenal henti. Metote tersebut sebagai pertanda tingkat perang psikologis yang sangat mengerikan oleh ISIS.

Beredar kabar, ISIS secara khusus melakukan pelatihan militer terhadap anak-anak. Mereka semua dilatih dalam camp pelatihan bernama "Cubs Khilafah". Ditengarai, jumlah anggotanya kini ratusan. Rata-rata, mereka berusia 10-11 tahun.

Menurut investigasi yang dilakukan oleh Quilliam Foundation, sekitar 50 anak-anak dari Inggris "tumbuh" di lingkungan ISIS di Suriah. Di antara puluhan anak Inggris ini salah satunya bernama JoJo Jones usia 11 tahun yang melakukan perjalanan ke Suriah bersama ibunya pada tahun 2013.

Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengakui sekitar 1.500 warga Inggris telah berusaha bergabung dengan ISIS dan organisasi teroris lainnya di Suriah.

Pakar terorisme dari Georgia State University, Prof John Horgan miris atas pelibatan anak-anak dalam propaganda yang disebarkan ISIS. Menurutnya, pelibatan anak dalam perang akan menyebabkan perang yang tidak berkesudahan. "Kita tidak akan siap mengatasi skala dari apa yang kita saksikan di hadapan kita," ujar Horgan. "Kita menyaksikan tingkat mobilisasi anak-anak yang belum pernah terjadi sebelumnya dan makin meningkat," tambahnya.

Taktik ISIS menggunakan tameng anak kecil pernah dilakukan di Irak. Pada Minggu (21/8) malam, di Kota Kirkuk, Iraq, tertangkap dua bocah berusia belasan yang hendak melakukan bom bunuh diri. Belakangan, keduanya hendak melakukan pengeboman di titik ramai.

Penangkapan itu selang 24 jam setelah pemboman di malam resepsi pernikahan di Turki yang membunuh lebih dari 50 orang dan melukai ratusan lainnya. Pemboman di Turki, juga dilakukan oleh anak-anak.

Awal tahun ini terungkap ISIS meluncurkan aplikasi berbahasa Arab untuk kalifah-kalifah muda mereka. Group teror itu menggunakan gambar-gambar kartun seperti tank, amunisi dan pedang agar anak-anak bisa mengingatnya.

Sebenarnya, kondisi ISIS semakin sekarat di Suriah dan Irak. Pasukan sekutu maupun pihak tentara Irak dan Kurdi kerap membombardir markas ISIS. Belakangan, tentara Irak, Kurdi dan koalisi pimpinan Amerika Serikat telah menguasai Mosul, bagian utara Irak. Mosul adalah bekas markas pertahanan ISIS. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA