Menurutnya, pihak yang menyatakan pihaknya kecolongan tidak mengerti tugas dan visi BIN dan Polri.
BIN, lanjut Sutiyoso, telah bekerja keras menditeksi ancaman teror. Namun serangan teror bom tidak mudah untuk diprediksi. Sama halnya yang terjadi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Paris, Prancis.
"Apakah di AS dan Paris itu kecolongan? Mereka (teroris) kan enggak pernah nyebut kalau mau nyerang kan," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu saat ditemui di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, jalan Tengku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (6/7)
"Jadi jangan ngomong kita kecolongan, kita ini sudah kerja keras."
Sebelumnya, telah terjadi aksi bom bunuh diri di Mapolsekta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (6/7) kemarin. Serangan bom bunuh diri itu diduga dilakukan oleh jaringan kelompok teror yang telah dibekuk oleh Kepolisian beberapa waktu lalu. Termasuk teroris yang ditangkap di Surabaya.
Kepolisian menduga ledakan bom bunuh diri di depan Mapolresta Surakarta, Solo, terkait dengan tiga terduga teroris dari kelompok Shibghotullah yang ditangkap di Surabaya, 8 Juni lalu.
Kelompok Shibghotullah yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ditangkap Densus 88 Antiteror. Mereka menjadikan markas kepolisian sebagai target serangan.
Mereka disebut terinspirasi gerakan terdahulu yang dilakukan Muhammad Shibghotullah. Mereka ditangkap saat hendak bergabung dengan ISIS di Suriah.
[sam]
BERITA TERKAIT: