Bagi Ketua Dewan Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa, tindakan tersebut malah mencoreng nama Jak Mania sebagai pendukung fanatik Persija.
"Kami mengecam tindakan brutal dan anarkis suporter Jak Mania. Ini (Jak Mania) kampungan!" tegas dia kepada redaksi, Selasa (28/6).
Kabar terakhir, Brigadir Hanapi masih dalam keadaan kritis. Bola mata sebelah kirinya pecah akibat pengeroyokan dari para suporter Persija.
Willy menyesalkan, belum adanya reaksi dari Komnas Ham terkait insiden tersebut. Padahal, sebagai Polisi, Brigadir Hanafi juga warga negara Indonesia yang haknya harus dilindungi.
"Komnas Ham jangan diam saja dan bisu lihat peristiwa ini. Jangan sampai publik ikut-ikutan kecam," kata dia.
Willy mendorong dan meminta publik mendukung agar Komnas Ham dibubarkan. Sebab, dengan kejadian ini, semakin terbukti bahwa Komnas Ham hanya sebatas menjalankan order pesanan tertentu.
"Jika Komnas Ham benar keberadaannya tidak membawa manfaat yang berarti bagi rakyat, maka idealnya bentuk Komnas Pancasila yang jauh lebih beradab dan manusiawi. Jadi tidak ada salahnya keberadaan Komnas Ham layak dibubarkan," terang dia.
Willy juga meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas peristiwa penganiayaan dan pengeroyokan tersebut.
"Usut tuntas pelakunya dan aktor dibelakang layarnya. Pengurus persija juga wajib bertanggung jawab," tandas aktivis 98 ini.
[sam]