Demikian ditegaskan Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya dalam perbincangan dengan wartawan, tadi malam (Rabu, 18/3).
Tantowi mencontohkan, tindakan penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat, Australia dan terakhir New Zealand terhadap sejumlah orang penting negara tetangga, termasuk Indonesia. Bahkan dari bocoran Wikileaks, Australia sendiri menyadap jajaran kepresidenan RI. Ini semua berkaitan pertahanan negara yang rawan atas ancaman penyadapan, baik oleh oknum dari dalam maupun luar negeri sehingga harus segera diantisipasi.
"Kita tidak bisa menyerahkan itu kepada Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara) dan BIN (Badan Intelijen Negara) saja, harus ada matra baru di bawah TNI yang khusus mendeteksi dan mengantisipasi serangan
cyber," jelasnya.
"Nah ini (
cyber force) yang harus lahir di era pak Jokowi," ucapnya lagi.
Tantowi optimis keberadaan
cyber force akan membuat negara lain berpikir untuk menyadap RI.
"Kita juga sudah nggak mau kecolongan dan menyalahkan BIN, Lemsaneg, Kominfo tidak siap. Jadi ini solusi, buat satu matra yang bertanggung jawab pada serangan asimetris," imbuh Tantowi yang juga ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Bali.
Sejauh ini masih sebatas wacana. Meski begitu, dijelaskan Tantowi bahwa wacana itu sudah pernah dibahas Komisi I DPR bersama Menteri Pertahanan.
[wid]
BERITA TERKAIT: