"Dari pemetaan masalah, lantas menilik tugas dan fungsi kepolisian, Kapolri baru menghadapi tantangan pembenahan eksternal dan internal. Bahkan semua masalah memiliki kedua lingkup itu," ujarnya.
Dia melanjutkan, untuk narkoba misalnya, Sutarman berkomitmen memberantas pengedaran dan pemakaian narkoba namun di saat yang sama harus memastikan para anggota Polri tidak memakai dan turut dalam jaringan pengedar barang haram itu. Begitu juga korupsi, selain menangani tindak pidana khusus itu, beberapa oknum Polri juga terlibat dalam berbagai penyelewengan.
"Ambil satu contoh saja rekening gendut Labora Sitorus," ujar Ketua Fraksi Partai Hanura ini.
Sudding juga mengingatkan tanggung jawab sekaligus komitmen Sutarman memimpin kemandirian Polri pada Pemilu 2014 mendatang. Gejolak keamanan dan ketertiban harus mampu diantisipasi, diredam dan ditangani oleh aparat keamanan tanpa memihak kepentingan politik tertentu.
"Saya ingin ketegasan Pak Sutarman. Jika ada tekanan untuk memihak salah satu partai, apakah sanggup menolak dengan tegas?" tanya dia.
Sudding juga memaparkan, salah satu pembenahan internal kepolisian harus diawali dari pola rekruitmen, sistem dan kurikulum pendidikan hingga jenjang perwira. Terakhir, Sudding juga mencermati Sutarman dalam penyampaian visi dan misi yaitu tidak menyinggung soal ancaman gerakan separatis.
"Sebagai penopang dan penjaga NKRI, tadi Pak Sutarman belum menyinggung tentang ancaman separatisme. Ini kan hal penting karena menyangkut keutuhan negara. Pak Sutarman harus memperhatikan hal ini!" tegas Sudding.
[dem]
BERITA TERKAIT: