Festival ini dirancang sebagai ajang sastra dan budaya untuk mengenang kontribusi besar Hans Bague Jassin, yang dikenal sebagai Paus Sastra Indonesia.
“Sastra harus tetap hidup karena UNESCO telah menetapkan Jakarta sebagai Kota Sastra. Festival ini menjadi wadah interaksi antara pelaku dan penikmat sastra dari berbagai latar belakang,” kata Kepala Dispusip DKI Jakarta, Nasruddin Djono Surjono, dikutip Minggu 6 Juli 2025.
Festival yang akan berlangsung maraton sejak Juli hingga Oktober 2025 ini menampilkan berbagai program unggulan, seperti pameran sastra, jejak sastra di media massa, diskusi peringatan 108 Tahun HB Jassin, siniar edisi spesial Piala HB Jassin, hingga Simposium Sastra Antarbangsa.
Kepala Unit Pengelola Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Diki Lukman Hakim, menambahkan bahwa festival ini dikemas dalam rangkaian kegiatan yang inklusif dan membumi agar dapat dinikmati semua kalangan.
"Ini bagian dari upaya menjaga eksistensi dunia sastra dan mengenalkan lebih luas kontribusi besar HB Jassin kepada masyarakat. Festival ini bisa dinikmati oleh semua lapisan dan komunitas,” ucap Diki.
Adapun puncak acara akan digelar pada Oktober 2025 melalui final dan malam anugerah Piala HB Jassin. Tahun ini, kompetisi Piala HB Jassin membuka empat mata lomba, yakni cerpen internasional, kritik sastra nasional, pembacaan puisi nasional, dan musikalisasi puisi.
"Kami berharap para pelajar SMA maupun SMK di DKI Jakarta dapat ikut serta karena kami telah menyiapkan total hadiah senilai Rp 360 juta,” ujar Diki.
Beragam juri dan narasumber dari dalam maupun luar negeri dijadwalkan hadir untuk memperkaya wawasan sastra serta memperluas jejaring komunitas sastra lintas generasi dan negara.
“Kehadiran mereka diharapkan dapat memperkaya wawasan sastra dan memperluas jejaring komunitas sastra lintas generasi dan negara,” tutup Diki.
BERITA TERKAIT: