Beberapa titik mengalami kenaikan tinggi muka air hingga status menjadi siaga 3 (waspada), sementara Pos Pantau Sunter Hulu sempat mencapai siaga 1 (bahaya) pada pukul 01.00 WIB.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Selasa 18 Maret 2025 pukul 10 WIB, banjir terjadi di 34 RT yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Wilayah terdampak terbesar berada di Jakarta Timur dengan 21 RT yang terendam banjir. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 cm hingga 250 cm atau 2,5 meter di Kelurahan Cililitan.
Sementara itu, Jakarta Selatan mengalami genangan di 11 RT, dengan ketinggian air tertinggi mencapai 195 cm di Pejaten Timur. Di Jakarta Barat, dua RT di Kelurahan Rawa Buaya juga terdampak dengan ketinggian air mencapai 35 cm.
Penyebab utama banjir ini adalah tingginya curah hujan yang memicu luapan Kali Ciliwung, Kali Angke, dan Kali Sunter. Beberapa wilayah yang terdampak cukup parah antara lain kelurahan Cawang dan Cililitan mengalami banjir tertinggi, dengan air mencapai 230–250 cm akibat luapan Kali Ciliwung.
BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memantau kondisi genangan di lapangan. Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan lurah dan camat untuk menyiapkan kebutuhan dasar bagi warga terdampak.
Bersama Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, serta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), petugas melakukan penyedotan air dan memastikan saluran air berfungsi dengan baik.
BPBD menargetkan genangan dapat surut dalam waktu cepat, tetapi masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. Dalam keadaan darurat, warga dapat menghubungi layanan darurat 112 yang beroperasi 24 jam secara gratis.
BERITA TERKAIT: