Film dokumenter tersebut berjudul "Merawat Harmoni di Kota Kartini" ini menelusuri kerukunan antarumat beragama di Jepara, Jawa Tengah, tempat di mana berbagai keyakinan hidup berdampingan dengan damai. Meski berbeda, mereka menjalin hubungan yang mencerminkan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati, menjadi gambaran nyata tentang keberagaman Indonesia.
Film ini menggali perspektif dari berbagai tokoh agama Hindu, Buddha, Kristen, Muslim Syiah, Muslim Sunni, MUI, serta tokoh masyarakat, perwakilan pemerintah, dan pengamat.
Wakil Ketua ABI, Ustaz Ahmad Hidayat mengatakan, menonton film ini, seperti sedang menonton film Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia. Karena meramu merajut dan memperkuat identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia yang plural dalam satu ikatan persatuan.
"Di dalamnya ada nilai-nilai perlawanan. Mereka yang berjuang untuk persatuan, untuk toleransi, untuk membangun kehidupan yang harmonis dan damai, layak dibilang sebagai pejuang nasional. Karena itulah modal untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Ustaz Ahmad Hidayat di ICC, Sabtu 16 November 2024.
Film ini diharapkan ikut berkontribusi dalam rangka mendorong dan memperkuat nilai-nilai persatuan negara kita Republik Indonesia.
"Menjaga toleransi, menjaga harmonisasi kehidupan masyarakat Indonesia di film ini menunjukkan bagaimana Jepara menjadi contoh kehidupan masyarakat yang harmonis meskipun beragam, selaras dengan nilai-nilai perjuangan para pahlawan kita," tambahnya.
Billy selaku Wakil Ketua Bidang humas ABI Merilis Film Dokumenter ini dan menceritakan bagaimana hubungan antar umat beragama yaitu Kristiani, Hindu, Budha, dan muslim disana terjalin dengan baik, bahkan ternyata di antara umat Islam pun dengan berkeyakinan dan bermazhab Sunni dan Syiah pun berhubungan dengan baik.
"Kita juga waktu itu wawancara dengan seorang pegawai desa yang mengakui antara Sunni dan Syiah disitu mereka saling hidup bareng terus kemudian mereka juga melayani yang Sunni, yang Syi'ah atau yang agama lain itu juga sama," ujar Billy.
Billy kemudian mendapat cerita dari umat Hindu di sana bahwa di desa mereka itu para perangkat desanya itu sudah sadar terkait dengan keberagaman agama itu.
"Sehingga ketika ada sesuatu yang mungkin mau mengganggu Perangkat desanya sudah bisa meng-cover," imbuhnya.
ABI juga menyoroti isu Palestina sebagai salah satu konflik dunia yang membutuhkan solusi menyeluruh. Menurut Ustaz Ahmad Hidayat, jika entitas penjajah seperti Israel diakui sebagai negara, maka penjajahan di atas dunia tidak akan berakhir.
Film dokumenter ini memang menjadi episode pertama yang dirilis oleh ABI untuk sampel yang ada di Jepara. Diharapkan ABI bisa merilis kembali episode-episode berikutnya di berbagai daerah tentang toleransi beragama.
BERITA TERKAIT: