Eko Pratama, Aktivis mahasiswa anambas menyerukan panggilan bagi seluruh mahasiswa dan pemuda Anambas yang berada di Jakarta untuk bersolidaritas turun ke jalan membersamai demonstrasi yang dijadwalkan berlangsung serentak di Matak Base, Anambas, dan Kantor Pusat Medco di Jakarta pada 18 September 2024 mendatang.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi pada Senin (9/9), Eko Pratama dengan tegas menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi masyarakat Anambas yang dianggap terpinggirkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang telah lama beroperasi di wilayah mereka.
“PT. Medco E&P Natuna Indonesia, PT. Star Energi, dan Harbour Oil Limited, perusahaan-perusahaan raksasa yang seharusnya membawa perubahan signifikan bagi masyarakat, justru gagal memberikan dampak nyata. Ketimpangan sosial di Anambas sudah tidak bisa kita toleransi lagi!" katanya.
Eko menyebutkan perusahaan-perusahaan itu sudah beroperasi bertahun-tahun, tetapi masyarakat tidak merasakan manfaatnya.
“Bahkan menumpang pesawat yang dulu diizinkan bagi mahasiswa, sekarang sekarang tidak diperbolehkan lagi dengan alasan yang tidak masuk akal. Padahal, mahasiswa ini adalah harapan masa depan Anambas dan Indonesia Emas 2045!,” sebutnya.
Kritik Eko tidak hanya berhenti di situ. Ia juga mengecam ketidaktransparanan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan migas tersebut.
"Perusahaan-perusahaan ini membuat program-program mereka sendiri, tanpa pernah benar-benar mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Mereka menjalankan semuanya berdasarkan analisis internal, seolah-olah masyarakat lokal tidak penting,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Eko menyinggung soal minimnya dukungan terhadap pelaku UMKM lokal.
"Sangat disayangkan, untuk urusan vendor yang sederhana, mereka masih mendatangkan tenaga kerja dari luar. Ini memotong kesempatan UMKM lokal untuk berkembang, dan efek ekonomi positif yang seharusnya bisa dinikmati masyarakat Anambas pun lenyap begitu saja." sebutnya.
Menurut Eko, sebagai wilayah perbatasan Anambas seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, terutama dalam pembagian dana bagi hasil migas. Namun hingga saat ini, kami merasa bahwa Anambas belum dianggap sebagai wilayah strategis, meski memiliki posisi penting di hadapan negara tetangga.
"Kita hanya mendapatkan jatah APBD yang terbatas. Tidak ada kebijakan khusus dari pemerintah untuk mengakomodasi kepentingan daerah penghasil migas seperti Anambas. Ini adalah ketidakadilan!" tandas Eko
“Aliansi anambas menggugat (ALAM) menurut Eko akan melakukan aksi besar di depan Matak Base, dan saudara-saudara kami di Jakarta, terutama mahasiswa dan pemuda Anambas, akan melakukan aksi yang sama di Kantor Pusat Medco yang akan saya pimpin sendiri. Ini adalah momentum untuk menunjukkan bahwa kita tidak akan diam melihat ketidakadilan ini terus berlangsung,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: