"Kami mendapatkan informasi tersebut dari masyarakat,“ kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Gunawan Alza dikutip dari
Kantor Berita RMOLAceh, Minggu (25/2).
Menurut Gunawan, setelah mendapatkan informasi, pada hari yang sama, petugas BKSDA Resort Wilayah 6 Sigli langsung menuju lokasi. Kemudian dilakukan pemeriksaan terkait kematian gajah liar tersebut.
"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa gajah tersebut berjenis kelamin jantan," ujar Gunawan.
Proses pemeriksaan melibatkan tim dokter hewan dari BKSDA Aceh, Resort RKW 6 Sigli dan PKSL FKH USK. Kegiatan tersebut juga melibatkan pihak fauna & flora, Ranger Gunong Pala dan pihak keamanan setempat.
"Tim melakukan nekropsi (bedah bangkai) dan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk mengetahui penyebab kematian gajah" ujar Gunawan.
Menurut Gunawan, di lokasi ditemukannya gajah mati, terdapat pagar listrik yang mengelilingi kebun masyarakat. Diduga, pagar inilah yang menyebabkan kematian gajah.
"Saat diperiksa bangkai gajah sudah mengalami outolisis (pembusukan organ)," ujar Gunawan.
Saat ditemukan, kata Gunawan, kaki gajah masih terlilit kawat listrik dan sepasang gadingnya masih utuh. Gading tersebut sudah diamankan oleh tim BKSDA Aceh.
Gunawan mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan bedah bangkai hewan, yang dilakukan secara makroskopis (mata telanjang), dipastikan kematian gajah liar karena tersengat arus listrik.
Gunawan mengatakan, sampel organ dalam sudah mengalami pembusukan. Sehingga tidak dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium.
"Hasil pemeriksaan organ pencernaan dan lambung tidak menemukan benda-benda asing seperti racun," tutup Gunawan.
BERITA TERKAIT: