Gubernur Jatim Bingung, Produksi Surplus Tapi Minyak Goreng Tetap Langka

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 11 Februari 2022, 08:27 WIB
Gubernur Jatim Bingung, Produksi Surplus Tapi Minyak Goreng Tetap Langka
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa/Net
rmol news logo Kelangkaan minyak goreng di Jawa Timur seharusnya tidak terjadi. Sebab, produksi pabrik minyak goreng di Jatim saat ini masih surplus 4 ribu ton per bulan.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, usai menghadiri peresmian Mal Pelayanan Publik (MPP) Tuban, Kamis (10/2).

Gubernur Khofifah mengatakan, produksi pabrik minyak goreng di Jatim mencapai 63 ribu ton per bulan. Sementara kebutuhan masyarakat terhadap minyak goreng mencapai 59 ribu ton per bulan.

“Berarti kita masih surplus empat ribu ton, saya ke pabrik dan pabriknya tidak mengurangi produksinya. Tapi saya ke toko kenapa banyak toko yang kosong,” keluh Khofifah dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Kamis (10/2).

Atas temuan itu, Khofifah menilai ada mata rantai distribusi minyak goreng yang terputus antara produsen dengan retail atau toko modern. Oleh karena itu, Pemprov Jatim telah mengkomunikasikan kondisi kelangkaan minyak goreng tersebut ke Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi.

“Saya bilang dari sisi produksi kita ini surplus seharusnya, kenapa kemudian di pasar retail modern banyak yang kosong. Bahkan ada yang seminggu kosong,” jelas Gubernur Khofifah.

Setelah itu, mantan Menteri Sosial itu mengaku jika Mendag minta waktu seminggu untuk menyelesaikan kelangkaan minyak goreng di Jatim. Di antaranya, akan menurunkan minyak goreng curah yang diprioritaskan terhadap 26 pasar yang ada di Jatim berdasarkan sampling Badan Pusat Statistis (BPS).

“Pak Mendag menyampaikan, Bu tolong saya kasih kesempatan seminggu, mungkin seminggu dari dua hari yang lalu. Nanti akan diturunkan minyak goreng curah. Saya akan minta minyak goreng curah yang akan diturunkan oleh pak Mendag itu prioritas di 26 pasar yang menjadi sampling BPS,” beber Khofifah.

Ketika ditanya terkait indikasi adanya penimbunan minyak goreng, Khofifah enggan menanggapi persoalan tersebut. Alasannya, saat ini sedang proses monitoring terkait rantai distribusi minyak goreng hingga ke tingkat konsumen.

“Saya enggak bilang begitu (penimbunan), tapi ini sedang dilakukan proses monitoring rantai distribusinya,” tegas Khofifah.

Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng per 1 Februari 2022. Satu liter minyak goreng curah dipatok Rp 11.500. Minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA