Tak ayal, mereka langsung semringah saat mendapat bantuan sembako. Setidaknya rasa lapar yang mereka alami bisa sedikit terpenuhi.
Sembari memegang perut, Rusli (60), langsung semringah ketika mendapat bantuan sembako dari jajaran Polda Jateng.
"Sekarang susah banget cari penumpang. Kadang dapat, kadang tidak," kata tukang becak yang mangkal dekat Alun-alun Kabupaten Batang itu, Rabu (15/4).
Rusli pun bercerita, sebelum ada pandemik Covid-19, dia bisa mendapat tiga hingga empat penumpang tiap hari. Saat ini, mendapat satu penumpang pun, dia kesusahan.
"Dapat satu alhamdulillah, paling sekali narik dibayar antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu," tuturnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng.Karena itu, setiap kali mendapat bantuan sembako, Rusli tak lupa untuk bersyukur. "Buat makan anak dan istri di rumah," kata pria bercaping itu.
Hal senada diungkapkan Ketua Komunitas Grabbike Batang, Muhammad Ardiansyah. Dia berujar anggota komunitasnya terdiri dari 250 driver.
"150 di antaranya merupakan
driver ojol
full. Sisanya baru sambilan," ucap Ardiansyah.
Dulu sebelum ada corona, satu ojol minimal bisa mendapat 12 trip dengan penghasilan (ditambah bonus) sehari. Nilainya antara Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Saat ini, per hari, tiap
driver hanya mendapat maksimal empat orderan.
"Kalau sekarang sehari dapatnya sekitar Rp 50 ribuan, belum dipotong bensin dan jajan," tuturnya.
Para
driver pun membuat kesepakatan. Driver sambilan untuk sementara
off dan memberi kesempatan kepada
driver yang memang kerja penuh.
"Karena itu kalau dapat bantuan sekecil apa pun kami sangat terbantu," tandasnya.
BERITA TERKAIT: