Kilang Balongan Senilai Rp 1,79 Trilliun Mulai Dibangun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 16 Februari 2017, 23:10 WIB
Kilang Balongan Senilai Rp 1,79 Trilliun Mulai Dibangun
RMOL
rmol news logo Groundbreaking pembangunan fasilitas submarine pipe line (SPL) dan single point mooring (SPM) di Kilang Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Ignasius Jonan, hari ini (Rabu, 16/2).

Dalam groundbreaking, Rini dan Jonan didampingi Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani beserta jajaran manajemen Pertamina.

Jonan dalam sambutannya mengatakan bahwa salah satu indikator keberhasilan kedaulatan energi adalah peningkatan kapasitas kilang dalam negeri melalui pembangunan kilang baru dan revitalisasi. Karena itu kegiatan revitalisasi kilang seperti pembangunan fasilitas SPL/SPM akan menjadi prioritas pemerintah ke depan.

Fasilitas SPL dan SPM dibangun sebagai bagian dari upaya Pertamina meningkatkan keandalan pasokan minyak mentah ke Kilang RU VI Balongan. Dengan adanya fasilitas ini, efektivitas kegiatan loading/unloading diharapkan meningkat dan biaya transportasi minyak mentah dapat ditekan karena lay time kapal tanker menjadi lebih singkat.

"Selain itu, fasilitas SPL dan SPM ini juga mumpuni untuk mendukung kegiatan operasional yang ramah lingkungan," ujarnya.

Jonan menjelaskan, proyek tersebut meliputi pekerjaan offshore dan onshore. Pekerjaan offshore meliputi pembangunan SPL berdiameter 32 inci dengan panjang 15,2 kilometer dan SPM berkapasitas 165 ribu dead weight tonnage (DWT). Sedangkan pekerjaan onshore meliputi pembangunan pipa bawah tanah berdiameter 32 inci dengan panjang 500 meter, pembangunan satu unit tangki baru berkapasitas 22 ribu kiloliter, modifikasi tangki existing, serta pemasangan flushing dan pigging system.

Dalam pengerjaannya, Pertamina menetapkan sejumlah partner melalui proses pengadaan sesuai prosedur di perusahaan. Paket pekerjaan Engineering, Procurement, Construction, Installation, Comissioning (EPCIC) dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa industry (Rekind)-Intermoor, paket pekerjaan SPL dikerjakan oleh konsorsium JFE Japan-Marubeni itochu-PT Atamora Teknik Makmur, paket pekerjaan coating SPL oleh PT Indal Steel Pipe, dan paket pekerjaan SPM dikerjakan oleh konsorsium Orwell. Dengan menyerap kurang lebih 600 orang tenaga kerja, Pertamina menargetkan pengerjaan proyek selesai dalam 23 bulan sejak penandatangan kontrak pada 10 Oktober 2016, di mana investasi proyek mencapai Rp 1,79 triliun.

"Kami telah melaksanakan seleksi yang ketat melalui proses pengadaan yang selalu berasaskan good corporate governance. Karena itu  kami yakin telah mendapatkan partner-partner terbaik untuk mengerjakan proyek ini, dan kami optimis dapat menyelesaikannya tepat waktu dengan kualitas yang telah ditetapkan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Indramayu atas dukungan yang diberikan untuk pelaksanaan proyek ini," jelas Yenni Andayani.

Kilang RU VI Balongan menjadi salah satu kilang milik Pertamina yang akan dikembangkan melalui mega proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan nilai investasi USD 1,2 miliar. Tahun ini, RDMP Kilang RU VI Balongan memasuki tahapan Basic Engineering Design (BED) dan diharapkan selesai pada 2020 dengan peningkatan kapasitas dari 125 ribu barel per hari menjadi 240 ribu barel per hari.

Mega Proyek RDMP dan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery) ditargetkan akan meningkatkan kapasitas kilang nasional menjadi 2 juta barel per hari pada 2023. Selain Kilang RU VI Balongan, proyek RDMP dilakukan di Kilang RU IV Cilacap, Kilang RU V Balikpapan, dan Kilang RU II Dumai. Sedangkan NGRR ditetapkan di Tuban dan Bontang. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA