Hal ini disebabkan karena Polres Bekasi yang masuk area Polda Metro Jaya belum mengizinkan massa aksi melintas terkait prosedur administrasi.
Demikian informasi Yoris Sindhu Sunarjan dari Serikat Tani Nasional (STN) bersama Aris Wiyono dari Serikat Tani Teluk Jambe Bersatu (STBB) melalui
broadcast messenger.
Namun di tengah ketegangan tersebut, datang kabar dari warga yang tidak ikut aksi dan mempertahankan kampungnya bahwa sekretariat STTB didatangi puluhan preman yang mengaku disuruh oleh PT Pertiwi Lestari. Puluhan preman itu disuruh mengawal penggusuran pemukiman warga dan menduduki sekretariat STTB.
Sontak hal tersebut mengejutkan massa aksi, dan secara serempak memutuskan untuk kembali lagi ke kampung.
"Sudah jelas bahwa aparat kepolisian di Karawang berpihak dalam menangani konflik agraria ini," tegas Yoris.
Sekarang dengan provokasi oleh PT Pertiwi Lestari yang mendatangkan puluhan preman itu, menurutnya, sudah jelas akan menimbulkan konflik horisontal. Pasalnya, kaum tani di Teluk Jambe tidak akan mundur sejengkal pun meski menghadapi preman yang dibayar mahal perusahaan itu.
"Kami mohon dukungan dan doa dari seluruh rakyat Indonesia jika harus berkorban jiwa dan raga untuk mempertahankan hak-hak agraria kami," pintanya
.[wid]
BERITA TERKAIT: