TNI AU Pastikan Tetap Bangun Rusunawa di Sari Rejo

Senin, 15 Agustus 2016, 16:51 WIB
rmol news logo Pihak TNI AU memastikan aksi protes warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, tidak akan menyurutkan niat mereka untuk melakukan pembangunan Rusunawan untuk personil TNI AU yang bertugas di Kosekhanudnas III dan Wing III Paskhas.

Kepala Dinas Logistik Lanud Soewondo, Letkol Tek Muhamad Hadis Hamsyah mengatakan mereka akan tetap melaksanakan pembangunan tersebut sesuai perintah dari atasan mereka.

"Kementerian PU dan Perumahan Rakyat akan membangun rusunawa. Kami diminta untuk mencari lahan, dan didapatkan lahan di Jalan Adi Sucipto dan sudah diverifikasi pihak Kemen PU dan Pera dan dinyatakan layak. Namun ada kendala teknis salah satunya klaim sepihak dari warga," katanya, seperti dilansir MedanBagus.Com Senin (15/8).

Terhadap munculnya klaim kepemilikan lahan dari masyarakat, pihak TNI AU menurutnya sudah membuka diri untuk berdialog dengan masyarakat guna mencari keabsahan kepemilikan.

Namun, warga tidak kunjung bersedia membawa bukti kepemilikan lahan yang mereka miliki.

"Yang pasti kami mendukung upaya pemerintah khususnya Kemen PU dan Pera yang akan membangun rusunawa tersebut. Kalau mereka (warga) menyatakan itu lahan mereka, mari sama-sama ke BPN menunjukkan alas hak kepemilikannya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga Sari Rejo melakukan aksi unjuk rasa memprotes klaim kepemilikan lahan dan rencana pembangunan rusunawa pada lahan di Jalan Adi Sucipto. Bahkan mereka dengan memblokir Jalan Adi Sucipto/Jalan SMA N 2 Medan dan membakar ban bekas ditengah jalan dan melakukan pagar betis sehingga jalan tersebut tidak bisa dilalui.

Pasalnya, warga yang menamakan diri Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) menyatakan lahan tersebut merupakan lahan mereka yang dimenangkan di MA pada tahun 1995 lalu. Di lokasi yang sama, belasan personil TNI AU menjaga aksi warga agar tidak mendekat ke markas mereka.

Wakil Ketua Formas, Moses Sitohang, mengatakan aksi protes yang kembali mereka lakukan ini karena adanya pematokan lahan yang dilakukan oleh pihak TNI AU. Menurut mereka, lahan tempat patok tersebut dipancangkan masih merupakan lahan warga yang mereka menangkan sesuai putusan Mahkamah Agung pada tahun 1995 lalu.

"Tadi pagi ada pemasangan patok oleh mereka (TNI AU) itulah yang memicu reaksi warga disini," tegas Moses. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA