Hal ini dikatakannya saat menerima gelar Perekayasa Utama Kehormatan (PUK) bidang Kemaritiman dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Reklamasi itu hal biasa. Reklamasi dimana-mana menambah daratan, kan? Memang iya," ujar Indroyono di kantor BPPT, Jakarta, Rabu (3/8).
Sosok yang menjadi korban reshuffle jilid pertama tahun 2015 itu menilai proyek reklamasi di Teluk Jakarta ditangani oleh tenaga ahli yang tepat.
"Kalau enggak salah di sini (reklamasi) konsultannya (proyek) Garuda itu kan dari Belanda. Belanda kan memang pusatnya kemampuan untuk sistem hidrolik," ungkap mantan Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan itu.
Selain berbicara soal reklamasi, Indroyono menilai Indonesia perlu memaksimalkan laut teritorial seluas 3,1 juta kilometer persegi dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia seluas 2,7 juta kilometer persegi.
Doktor bidang Geologi ITB itu mengatakan potensi ikan Indonesia bisa menjadi sumber devisa. Dengan potensi produksi 7 juta ton ikan per tahun dari 8.500 spesies yang ada. Tak hanya ikan, potensi lainnya di wilayah laut Indonesia juga seperti minyak bumi dan gas.
"Potensinya diperkirakan 220 miliar barel. Belum termasuk sumber daya alam lain, seperti rumput laut untuk makanan dan lumut laut. Itu bisa diproses menjadi biosolar," ungkapnya.
Semua potensi tersebut, lanjut Indroyono, hanya bisa dimaksimalkan jika masyarakat Indonesia menguasai Iptek di bidang maritim.
"Tanpa Iptek dan inovasi negara enggak bisa maju," pungkasnya.
Indroyono merupakan orang ke-sepuluh yang menerima gelar PUK dari BPPT.
Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Kepala BPPT Unggul Priyanto.
Ikut hadir dalam acara tersebut, Presiden RI ketiga B.J. Habibie, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan ahli ekonomi Emil Salim.
Untuk diketahui, anugerah PUK adalah sebuah gelar yang diberikan oleh BPPT kepada seseorang atas jasa-jasanya yang besar dalam dunia teknologi atau kerekayasaan (engineering) di Indonesia.
Berikut daftar tokoh-tokoh yang pernah menerima PUK dari BPPT:
1. Prof. Dr. Emil Salim, PUK Bidang Lingkungan dan Kebumian (2007)
2. Dr. (HC). Ir. Ciputra, PUK Bidang Manufaktur Arsitek (2008)
3. Dr. (HC). Rachmat Gobel, PUK Bidang Manufaktur Industri (2009)
4. Dr. (HC). Ir. Arifin Panigoro, PUK Bidang Energi (2010)
5. Prof. Dr. Wiratman Wangsadinata, PUK Bidang Infrastruktur (2011)
6. Dr (HC). Martha Tilaar, PUK Bidang Kesehatan dan Obat-obatan (2012)
7. Dr (HC). Ir. M. Hatta Rajasa Ph.D, PUK Bidang Kebijakan Teknologi (2013)
8. Dr. (HC) Ir. Hartarto Sastrosoenarto, PUK Bidang Rekayasa Industri (2014)
9. Dr (HC) Jacobus Busono, PUK Bidang Teknologi Material (2015)
[ald]
BERITA TERKAIT: