"Soal Sarim ini kita banyak mendapatkan laporan warga bahwa dia menggunakan cara preman dengan cara melakukan intimidasi terhadap warga yang dianggap menganggu bisnisnya. Ini jelas sangat tidak terpuji seorang anggota dewan seperti itu," kata salah satu pengurus Forum Pemuda Peduli Rakyat Bekasi (FPPRB), Arif S dalam rilisnya, Jumat (29/7).
Arif melanjutkan, salah satu perusahaan yang menjadi objek tekanan Sarim adalah PT Enkei. Di perusahaan tersebut, Sarim mengumpulkan berbagai limbah perusahaan, mulai dari kardus hingga alumunium. Dengan limbah-limbah itu, Sarim bisa mendapatkan untung sangat besar.
"Sayangnya, langkahnya sangat arogan. Informasi yang kami terima, dia menekan pihak perusahaan untuk menghentikan mata pencaharian warga Bekasi lainnya di pabrik itu. Dia berani menekan, mungkin karena dia merasa punya kekuasaan, apalagi mau nyalon bupati," jelasnya.
Bahkan, menurut dia, orang lain yang hanya mengambil bagian dari sampah area seperti plastik dan kayu saja juga mau disingkirkannya.
Sementara itu, pihak PT Enkei membantah telah ditekan oleh Sarim Saefudin.
"Tidak ada itu (ditekan Sarim)," tegas Manajer HRD PT Enkei, H. Imron ketika dikonfirmasi.
Ia juga tidak tahu jika Sarim meraup untung miliaran rupiah dari PT Enkei dengan cara menyingkirkan warga Bekasi yang juga mengais rezeki di perusahaan tersebut.
Sarim sendiri disebut-sebut akan mengikuti penjaringan calon bupati dari Partai Golkar. Ia akan melawan
incumbent yang juga dari Golkar, Neneng Hasanah Yasin dan Iip Sarip Bustomi
.[wid]
BERITA TERKAIT: