Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi (Selasa, 12/8).
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet terjadi selama dua pekan terakhir. Di gunung terbesar di Jawa Tengah dan terbesar kedua di pulau Jawa ini terjadi peningkatan kegempaan, suhu air panas dan secara visual teramati letusan yang mengeluarkan semburan, serta luncuran lava pijar hingga 1,5 km ke arah barat daya yang disertai suara dentuman dari Gunung Slamet. Kenaikan status ditetapkan PVMBG terhitung pagi tadi pukul 10.00 WIB.
Sejak 1-12 Agustus 2014 telah terjadi 478 kali gempa letusan atau 43 kali per hari, 5.070 kali gempa hembusan atau rata-rata 456 kejadian per hari. Suhu di mata air Sicaya juga menunjukkan peningkatan, terukur 61,7 - 62,3 derajat celsius.
Potensi bahaya erupsi tercatat berada di radius 4 km dari pusat erupsi yang menghasilkan material berukuran abu hingga lapili berukuran 1-4 cm, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. Sedangkan material abu vulkanik dapat mencapai jarak 10 km atau lebih tergantung pada arah angin. Erupsi yang menghasilkan aliran lava dan awanpanas berpotensi terjadi di radius 4 km.
Informasi terkait status terbaru Gunung Slamet juga telah dilaporkan kepada Kepala BNPB, BPBD Jawa Tengah dan BPBD kabupaten di sekitarnya. Gunung Slamet yang berada pada ketinggian 3.428 meter di atas permukaan air laut berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang.
"Direkomendasikan agar masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak diperkenankan beraktivitas dalam radius 4 km dari kawah," imbau Sutopo.
[dem]
BERITA TERKAIT: