Seperti diutarakan, Ian, salah satu orangtua murid pindahan dari luar kota. Ia dan juga orangtua murid baru tiba-tiba disodori formulir sumbangan 'sukarela' dengan besaran tiap anak Rp 1,5 juta. Pihak sekolah beralasan untuk pembangunan sekolah karena butuh waktu lama jika mengandalkan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pemerintah.
"Saya minta bukti kwitansi sumbangan sukarela itu tapi pihak sekolah enggak mau kasih," ungkap warga RT 031 Sepinggan ini kepada
Rakyat Merdeka Online.
Salah seorang panitia penerimaan murid baru bernama Syarifudin bahkan berkali-kali memberi penekanan kepada para orang tua/wali murid agar ikhlas.
"Ini bapak ibu ikhlas kan dalam menyumbang?" kata Ian meniru ucapan Syarifudin.
Ketika orangtua murud ramai-ramai meminta penjelasan, kepala sekolah SDN 007 berkilah tak tahu menahu tentang adanya permintaan bantuan kepada orang tua murid. Kepsek justru menyalahkan pihak panitia registrasi ulang. Kepsek juga mengaku bahwa pihaknya sudah mendapat bantuan dari Dinas Pendidikan setempat untuk pembangunan sekolah.
"Namun di akhir pembicaraan pembicaraan kepsek tidak menjelaskan apakah uang pungutan itu dikembalia ke seluruh orang tua murudi atau tidak," tuturnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: