Dari 13 desa yang meminta kiriman air bersih, BPBD hanya mampu memasok ke delapan desa. Sedangkan 5 desa lainnya masih belum terjangkau.
Keterbatasan armada pemasok air bersih menjadi alasannya. Sebenarnya, jumlah armada tangki yang dipersiapkan untuk memasok air bersih ada tujuh unit. Namun yang bisa beroperasi hanya tiga unit.
“Kondisi tangki yang bisa beroperasi pun kurang baik,†jelas Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Wasi Aryadi kepada wartawan, Rabu (18/09).
Tiga tangki yang beroperasi ini harus naik turun bukit untuk menyuplai kebutuhan air bersih. Akibatnya suplai air berjalan lamban.
Tiga kecamatan yang kini dilanda kekeringan adalah Kecamatan Patimuan, Bantarsari dan Kawunganten. Di Patimuan, ada tujuh desa yang mengalami kekeringan, di Kawunganten empat desa dan di Kecamatan Bantarsari dua desa.
“Sebelumnya hanya ada satu kecamatan. Sedangkan sekarang sudah ada tiga kecamatan yang mengalami krisis air bersih,†jelasnya.
Di Kecamatan Patimuan, desa-desa yang mengalami kekeringan di antaranya di Desa Cimrutu, Purwojati, Sidamulya, Rawa Apu, Singgalang, Bulupayung dan Patimuan. Di Kecamatan Bantarsari adalah Desa Rawajaya dan Binangun. Sedangkan di Kecamatan Kawunganten ada empat desa yakni Bringkeng, Grugu, Ujung Manik dan Babakan.
Pemda Cilacap mengalokasikan dana Rp100 juta untuk memenuhi kebutuhan air bersih di 2013 ini. Diprediksi kekeringan tahun ini tidak akan seberat bencana kekeringan yang terjadi tahun lalu.
[zul]
BERITA TERKAIT: