Tetapi, sangat disayangkan jika digunakan tidak pada tempatnya. Salah satu contoh penyalahgunaan kemampuan itu adalah pada kasus pembantaian di Lapas Cebongan, Sleman, Jogjakarta akhir Maret lalu.
Dalam waktu singkat, kelompok polisi penjaga lapas tidak dapat berbuat banyak melihat empat tahanan tewas dibredel anggota Kopassus.
Untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, mantan Danjen Kopassus Letjend (Purn) Sutiyoso menyebutkan perlunya latihan pengendalian diri bagi tiap anggota pasukan.
"Memang mereka adalah pasukan khusus yang memiliki kemampuan tinggi. Untuk itu diperlukan pengendalian diri yang tinggi juga," ujar Ketum PKPI ini di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (6/4).
Hal senada juga diutarakan oleh pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti. Menurut Ikrar, pasukan baret merah harus dilatih lebih dari sekedar memegang senjata saja.
"Kopassus jangan dilatih memegang senjata saja, tapi juga dilatih memahami transparansi dan akuntabilitas dalam bertugas," pungkasnya.
Ikrar yakin anggota Kopassus negara ini akan lebih bertanggung jawab dalam setiap perbuatannya.
[trg]