"Di beberapa SPBU Kota Yogyakarta terjadi kekurangan solar bersubsidi karena pasokannya dikurangi, sekitar tiga hingga delapan persen," kata Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Yogyakarta, Siswanto, di Yogyakarta, Rabu (3/4).
Dia mencontohkan, akibat pengurangan atau pengendalian pasokan solar bersubsidi tersebut, SPBU miliknya hanya menerima pasokan solar bersubsidi tiap empat hari sekali.
"Sebelum ada kebijakan pengendalian solar bersubsidi ini, pasokan solar datang dua hari sekali. Sekarang menjadi empat hari sekali sebanyak 8.000 liter," lanjutnya.
Jumlah solar bersubsidi yang dipasok saat ini akan langsung habis dalam waktu satu hari. Sehingga pada beberapa hari berikutnya, tidak ada solar bersubsidi yang bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Sementara itu, salah satu petugas SPBU Lowanu, Supriyadi, mengatakan, ada penurunan pasokan solar bersubsidi dari biasanya 16.000 liter menjadi 8.000 liter tiap kali stok. Pasokan solar yang datang biasanya habis dalam waktu dua hari..
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta, Sri Harnani, mengatakan, pasokan bahan bakar solar untuk SPBU di Kota Yogyakarta biasanya datang pada siang hari.
"Pasokan itu datang pada pukul 11.00 hingga 15.00 WIB, sehingga muncul kesan solar habis. Bila dibanding daerah lain, konsumsi solar di Kota Yogyakarta tergolong rendah," katanya.
Ia mengatakan, akan melakukan pertemuan dengan Hiswana Migas Yogyakarta dan Pertamina untuk membahas pasokan solar dan bahan bakar lainnya, termasuk realisasi penggunaannya.
Pada 2013, DIY memperoleh kuota solar bersubsidi sebanyak 126.166 kiloliter atau lebih rendah dibanding kuota tahun sebelumnya sebanyak 130.000 kiloliter.
[ant/ald]
BERITA TERKAIT: