Bukan sekadar suksesi penangkapan, politisi Partai Golkar itu justru terkenang pengalaman bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat berkunjung ke Batam melihat langsung tangkapan anak buahnya yang bekerja sama dengan BNN, Polri dan Bea Cukai.
Bambang bercerita, awalnya tidak merencanakan perjalanan ke lokasi penangkapan Kapal Sunrise Glory. Pada Sabtu siang (10/2) dirinya masih melaksanakan kegiatan menandatangani prasasti Green Campus di Pesantren Jagat Arasy bersama Abah Gaos Pesantren Manaqib Peradaban Dunia di BSD, Tangerang.
"Usai kegiatan itu saya masih menghadiri pertemuan dengan beberapa kolega dan senior saya seperti Hariman Siregar, Aryadi Achmad, A Yani, Djoko Edhi meresmikan kantor baru media online milik Aryadi Achmad di kawasan Harmoni," terangnya," kepada wartawan, Kamis (22/2).
Menjelang petang, Bambang menerima pesan dari ajudan panglima TNI mengenai keinginan mengundang ketua DPR melakukan kunjungan kerja bersama dengan Kepala BNN Komjen Budi Waseso, Kapolri Jenderal Tito Karnavian ke Batam.
Dengan maksud panglima akan melihat langsung hasil penyergapan anak buahnya atas Kapal MV Sunrise Glory yang membawa satu ton narkotika jenis Sabu. Bagi Bambang, undangan mendadak itu merupakan kehormatan besar bagi DPR melihat langsung kerja sama TNI, Polri, BNN dan Bea Cukai dalam memerangi para penyeludup narkoba. Dia pun memastikan datang menerima tawaran tersebut di Landasan Udara Halim Perdana Kusumah pukul 07.00 WIB Minggu pagi.
Diketahui, kapal MV Sunrise Glory disergap KRI Sigurot-864 pada 7 Februari di Perairan Selat Philips. KRI Sigurot-864 yang sedang melakukan operasi pengamanan perbatasan RI-Singapura 2018 BKO Guskamlabar melihat Kapal Sunrise Glory melintas di luar Traffic Separation Scheme (TSS) dan masuk perairan Indonesia. Pergerakan kapal berbendera Singapura itu mencurigakan sehingga disergap pada koordinat 01.08.722 U/103.48.022 T.
Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa kapal Sunrise Glory merupakan target operasi TNI AL yang diberikan ke Armabar di Guskamlabar. Tak hanya itu, dari pemeriksaan muatan kapal, prajurit TNI AL menemukan narkotika jenis sabu yang diperkirakan mencapai satu ton. Bambang menangkap pesan bahwa mantan Sekretaris Militer Presiden dan Irjen Kementerian Pertahanan itu mengundang karena ingin menunjukkan hasil sinergitas TNI, Polri, BNN dan Ditjen Bea Cukai.
Selain itu, menurutnya, panglima TNI juga ingin memberi pesan kepada segenap masyarakat bahwa TNI tidak pernah tinggal diam ketika Indonesia sudah dijadikan pasar tujuan penyelundupan sabu oleh sindikat narkotika internasional.
Sinyal lain yang ditangkap, ajakan panglima TNI kepada DPR untuk membangun sinergi pada jabatan masing-masing. Baik Hadi maupun Bambang sama-sama baru menduduki jabatannya. Marsekal Hadi dilantik sebagai panglima TNI pada 8 Desember 2017, sementara Bambang dilantik sebagai ketua DPR pada 15 Februari 2018.
Sebelum lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusumah, Bambang yang ditemani anggota Komisi III Ahmad Sahroni melakukan pembicaraan ringan bersama panglima TNI melakukan pembicaraan riang bersama Kepala BNN Budi Waseso, Kabareskrim Komjen Ari Dono dan kabais TNI dan beberapa jajaran petinggi Angkatan Laut.
"Kepala BNN bercerita hampir saja tangkapan tersebut lepas karena petugas lapangan yang dipimpin Panglima Armada Barat TNI AL dan Deputi Pemberantasan BNN Mayjen Arman Depari terkecoh dengan kepiawaian para penyelundup menyembunyikan puluhan karus berisi kristal sabu tersebut," papar Bambang.
Singkatnya, rilis mengenai penangkapan kapal penyelundup narkoba selesai. Panglima TNI kemudian menyerahkan cendera mata dan piagam penghargaan kepada Komandan KRI Mayor Laut Arizzona Bintara beserta 12 awak kapal lainnya. Penghargaan juga diberikan kepada tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV, BNN Batam, Polda Batam, serta Bea Cukai Batam.
Panglima meminta kerja sama erat terus ditingkatkan. Khusus kepada TNI AL agar terus berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama Polri, BNN, dan Bea Cukai.
Sisi lain dari panglima, dikatakan Bambang, terlihat saat perjalanan pulang ke Jakarta. Di tengah suasana makan siang penuh kekeluargaan, panglima menerima kabar dari ajudan perihal situasi pasca peristiwa penyerangan Gereja St Lidwina, Yogyakarta. Panglima kemudian menyampaikan kabar itu kepada Bambang dan mengabarkan rencana membelokkan tujuan pulang ke Jakarta untuk terlebih dahulu melihat lokasi gereja itu.
Kesigapan itu mengingatkan Bamsoet perihal berita lama Marsekal Hadi merespon isyarat, Presiden Joko Widodo semasa masih menjabat KSAU. Ketika itu, persemian pesawat N219 sebagai pesawat Nurtanio di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, pada pekan kedua November 2017 dihadiri puluhan siswa SD.
Sesampainya di lokasi, setelah mendapatkan penjelasan singkat tentang peristiwa penyerangan dan penanganan perkaranya, panglima memberi semangat kepada Polri untuk menuntaskan kasus ini. Dengan dorongan seperti itu, Panglima TNI pun kembali memberi pesan bahwa TNI mendukung Polri memberantas terorisme, bahkan siap membantu manakala diperlukan dalam menghadapi para pihak yang hendak mencoba memecah belah bangsa dan merusak kerukunan umat beragama di Indonesia.
Setelah bertemu para pastor dan pendeta serta memberikan keterangan pers, rombongan panglima dan ketua DPR pun kembali ke Jakarta. Pesawat akhirnya mendarat pukul 07.12 WIB dengan mulus di lapangan udara Halim perdana Kusuma diiringi hujan gerimis dan gelapnya malam. Pangkima TNI dan Ketua DPR pun berpisah sambil berjanji akan melakukan kunjungan kerja bersama lagi ke beberapa titik rawan perbatasan Indonesia dengan beberapa negara tetangga.
"Di dalam mobil yang membawa saya ke rumah, saya tersenyum kecil mengingat betapa panglima sangat antusias menjelaskan soliditas dan kinerja TNI yang kini dipimpinnya itu terus meningkat dengan bahasa dan pilihan kata yang mudah dicerna di atas pesawat sepanjang perjalanan kembali ke Jakarta," kenang Bambang.
[wah]
BERITA TERKAIT: