Informasi tersebut juga sudah diceritakan kepada penyidik KPK.
"Iya dikonfirmasi, tambahan awalnya kan sebenarnya cuma Rp 1 triliun, terus ada tambahan Rp 400 miliar," kata Tamsil usai diperiksa di gedung KPK Jakarta, Jumat (12/1).
Tamsil adalah salah seorang pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR saat pembahasan anggaran KTP-el bergulir.
Kepada penyidik, Tamsil juga mengaku kenal dekat dengan salah seorang tersangka KTP-el, Markus Nari yang diduga melobi pimpinan Banggar untuk penambahan anggaran.
"Iya dulu sama-sama di komisi IV dan Banggar, Markus anggota," jelasnya.
Walau begitu, Tamsil mengklaim tak mengetahui tindakan Markus yang diduga membantu memuluskan penambahan anggaran proyek KTP-el pada 2012 sebesar Rp1,49 triliun tersebut.
"Tidak tahu, itu kejadian di komisi terkait. Coba tanyakan lah ke mereka dengan Kemendagri," tandasnya.
Tamsil disebut dalam surat dakwaan Irman dan Sugiharto ikut menerima uang panas proyek e-KTP sebesar 700 ribu dolar AS. Tapi, Tamsil dalam banyak kesempatan sudah membantah menerima uang tersebut.
[wid]
BERITA TERKAIT: