Undangan itu terkait laporan kasus dugaan penggelapan dan penipuan yang dilaporkan Ketua Dewan Direksi Ortus Holdings, Edward Soeryadjaya.
"Saya baru terima suratnya (panggilan pemeriksaan) tadi pagi," ujar Yupen menanggapi hal tersebut, Senin (20/3).
Namun, menurut Yupen, undangan panggilan klarifikasi itu terlalu mendadak bagi kliennya yang sedang sibuk mempersiapkan putaran dua Pilkada DKI Jakarta. Cawagub Jakarta itu memiliki agenda "blusukan" dan kampanye yang telah terjadwal.
Bahkan, Yupen sendiri tidak tahu apakah Sandi telah menerima dan membaca surat panggilan tersebut.
"Saya belum koordinasi dengan Mas Sandi. Saya pun belum tau dia (Sandi) sudah baca atau belum suratnya (panggilan klarifikasi)," tutur Yupen.
Yupen meminta kepolisian untuk menjadwal ulang agenda klarifikasi terhadap kliennya agar tidak berbenturan dengan kegiatan kampanye yang tengah berjalan.
Sandiaga dan rekannya, Andreas Tjahyadi, dilaporkan oleh Edward Soeryadjaya karena diduga melakukan penggelapan tahun 2012 silam. Saat itu, kedua terlapor diduga menjual sebidang tanah di Jalan Raya Curug, Tangerang Selatan, Banten, di mana terdapat lahan milik pelapor.
Dari hasil penjualan tanah senilai Rp 12 miliar, seluruh keuntungan diambil oleh Sandi dan Andreas. Padahal, Edward juga berhak untuk mendapatkan keuntungan hasil dari penjualan tersebut.
[ald]
BERITA TERKAIT: