Ada empat titik terluar Indonesia yang pemanfaatan dan penjagaannya lemah. Keempat titik itu adalah titik paling utara sebelah timur, titik utara sebeÂlah barat, titik selatan bagian timur, dan titik selatan bagian barat.
"Saya melihat, saat ini penÂempatan pasukan TNI belum merata. Karena hampir di seÂmua titik terluar, masih belum maksimal atau kekurangan perÂsonil," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas (Ratas) dengan topik sinkronisasi gelar pasukan TNI dengan pembanÂgunan di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Bekas Gubernur DKI Jakarta itu meminta TNI melakukan penambahan jumlah personil ke semua titik di wilayah terÂluar Indonesia. Penambahan personil ini bukan sebagai persiapan untuk menghadapi peperangan. Melainkan memÂbantu pembangunan di daerah-daerah luar tersebut, sekaligus memperkuat postur pertahanan negara yang kuat dan kokoh untuk mengatasi semua anÂcaman terhadap kedaulatan negara.
"Titik-titik di wilayah terseÂbut bukan hanya wilayah terÂluar dan terdepan NKRI, tetapi wilayah-wilayah yang sangat potensial untuk tumbuh menÂjadi pusat-pusat penggerak dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasukan TNI harus merata, karena paradigma pembangunan nasional kita tidak lagi bersifat Jawa sentris tapi harus Indonesia sentris," ujarnya.
Jokowi mengatakan, dalam dua tahun terakhir pemerintah fokus untuk mempercepat pemÂbangunan dari pinggiran, memÂbangun kawasan timur, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau terdepan Indonesia.
Pemerintah ingin pembanÂgunan dilakukan lebih merata sehingga mengatasi kesenjanÂgan antar wilayah, terutama antara kawasan barat dan timur Indonesia.
"Saya yakin, dengan pemÂerataan pembangunan antar wilayah, maka daerah-daerah di pinggiran, seperti Pulau Natuna, Miangas, Biak, Merauke, dan Pulau Rote, akan tumbuh menÂjadi sentra-sentra ekonomi baru dan pertumbuhan ekonomi," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga meÂnekankan agar TNI lebih siap menghadapi corak peperangan masa depan di tengah kondisi geografis khas Indonesia sebagai negara kepulauan.
"Rakyat di pinggiran harus merasakan ada negara, sehÂingga merasa bermartabat serta semakin bangga sebagai warga Indonesia," ujar Presiden.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, dalam upaya melakukan peÂmerataan penempatan pasuÂkan TNI di wilayah terluar Indonesia masih perlu pendaÂlaman. Pasalnya, gelar pasukan TNI merupakan hal yang stratÂegis dan penting dilakukan untuk pertahanan jangka panjang.
Menurutnya, Presiden memÂberikan atensi penuh agar penempatan TNI yang diperÂkuat di wilayah pinggiran bisa diwujudkan pada era pemerinÂtahannya.
Dia menambahkan, wilayah negara sangat luas dan untuk menjaganya tidak cukup hanya dengan kontrol dari Jawa.
"Perlu ada tempat-tempat yang memperkuat dan sekaligus perlu ada semacam menjaga kebhinekaan. Kalau TNI itu ditugaskan ke mana saja kan gampang nikah dengan gadis setempat dan itu hal yang sangat baik supaya tidak terlalu jawa sentris," ujarnya.
Sementara Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, penambahan pasuÂkan TNI di titik terluar Indonesia harus dihitung dahulu. Dengan begitu, penyebaran pasukan bisa merata.
"Sekarang lagi dihitung, diberi waktu sebulan. Saya ini 10 taÂhun lebih di perbatasan dulu," ujarnya.
Ryamizard menambahkan, penempatan pasukan di perÂbatasan kemungkinan akan dilakukan dengan memindahkan pasukan yang berada di Jawa.
Menurut dia, pasukan TNI yang berada di Jawa saat ini sudah terlalu banyak sehingga perlu disebar ke daerah lain. "Jangan kayak sekarang, semuanya di Jawa. Itu nggak bagus," ujarnya mengakhiri. ***
BERITA TERKAIT: