Jokowi Kecewa Pasukan TNI Di Perbatasan Belum Merata

Ratas Sama Menhan Di Istana

Jumat, 13 Januari 2017, 10:03 WIB
Jokowi Kecewa Pasukan TNI Di Perbatasan Belum Merata
Foto/Net
rmol news logo Presiden Joko Widodo mengaku kecewa atas penempatan pasukan TNI di wilayah wilayah terluar Indonesia yang masih belum merata.
 
Ada empat titik terluar Indonesia yang pemanfaatan dan penjagaannya lemah. Keempat titik itu adalah titik paling utara sebelah timur, titik utara sebe­lah barat, titik selatan bagian timur, dan titik selatan bagian barat.

"Saya melihat, saat ini pen­empatan pasukan TNI belum merata. Karena hampir di se­mua titik terluar, masih belum maksimal atau kekurangan per­sonil," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas (Ratas) dengan topik sinkronisasi gelar pasukan TNI dengan pemban­gunan di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Bekas Gubernur DKI Jakarta itu meminta TNI melakukan penambahan jumlah personil ke semua titik di wilayah ter­luar Indonesia. Penambahan personil ini bukan sebagai persiapan untuk menghadapi peperangan. Melainkan mem­bantu pembangunan di daerah-daerah luar tersebut, sekaligus memperkuat postur pertahanan negara yang kuat dan kokoh untuk mengatasi semua an­caman terhadap kedaulatan negara.

"Titik-titik di wilayah terse­but bukan hanya wilayah ter­luar dan terdepan NKRI, tetapi wilayah-wilayah yang sangat potensial untuk tumbuh men­jadi pusat-pusat penggerak dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasukan TNI harus merata, karena paradigma pembangunan nasional kita tidak lagi bersifat Jawa sentris tapi harus Indonesia sentris," ujarnya.

Jokowi mengatakan, dalam dua tahun terakhir pemerintah fokus untuk mempercepat pem­bangunan dari pinggiran, mem­bangun kawasan timur, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau terdepan Indonesia.

Pemerintah ingin pemban­gunan dilakukan lebih merata sehingga mengatasi kesenjan­gan antar wilayah, terutama antara kawasan barat dan timur Indonesia.

"Saya yakin, dengan pem­erataan pembangunan antar wilayah, maka daerah-daerah di pinggiran, seperti Pulau Natuna, Miangas, Biak, Merauke, dan Pulau Rote, akan tumbuh men­jadi sentra-sentra ekonomi baru dan pertumbuhan ekonomi," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga me­nekankan agar TNI lebih siap menghadapi corak peperangan masa depan di tengah kondisi geografis khas Indonesia sebagai negara kepulauan.

"Rakyat di pinggiran harus merasakan ada negara, seh­ingga merasa bermartabat serta semakin bangga sebagai warga Indonesia," ujar Presiden.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, dalam upaya melakukan pe­merataan penempatan pasu­kan TNI di wilayah terluar Indonesia masih perlu penda­laman. Pasalnya, gelar pasukan TNI merupakan hal yang strat­egis dan penting dilakukan untuk pertahanan jangka panjang.

Menurutnya, Presiden mem­berikan atensi penuh agar penempatan TNI yang diper­kuat di wilayah pinggiran bisa diwujudkan pada era pemerin­tahannya.

Dia menambahkan, wilayah negara sangat luas dan untuk menjaganya tidak cukup hanya dengan kontrol dari Jawa.

"Perlu ada tempat-tempat yang memperkuat dan sekaligus perlu ada semacam menjaga kebhinekaan. Kalau TNI itu ditugaskan ke mana saja kan gampang nikah dengan gadis setempat dan itu hal yang sangat baik supaya tidak terlalu jawa sentris," ujarnya.

Sementara Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, penambahan pasu­kan TNI di titik terluar Indonesia harus dihitung dahulu. Dengan begitu, penyebaran pasukan bisa merata.

"Sekarang lagi dihitung, diberi waktu sebulan. Saya ini 10 ta­hun lebih di perbatasan dulu," ujarnya.

Ryamizard menambahkan, penempatan pasukan di per­batasan kemungkinan akan dilakukan dengan memindahkan pasukan yang berada di Jawa.

Menurut dia, pasukan TNI yang berada di Jawa saat ini sudah terlalu banyak sehingga perlu disebar ke daerah lain. "Jangan kayak sekarang, semuanya di Jawa. Itu nggak bagus," ujarnya mengakhiri. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA