Sekretaris MA Bantah Pernah Temui Penyuap Edi Nasution

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 15 Juni 2016, 21:59 WIB
Sekretaris MA Bantah Pernah Temui Penyuap Edi Nasution
nurhadi/net
rmol news logo Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi Abdurrachman membantah pernah bertemu dengan Doddy Ariyanto Supeno, salah satu tersangka kasus suap penanganan Peninjauan Kembali pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Tidak pernah ketemu (Doddy). Saya tidak pernah ketemu, tidak pernah bicara," kilahnya usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta (Rabu, 15/6).

Disinggung apakah dalam pemeriksaan penyidik menanyakan uang Rp 1,7 miliar yang disita KPK dari pengeledahan di rumahnya, Nurhadi mengaku uang tersebut miliknya pribadi. Menurutnya, asal usul uang itu sudah dijelaskan ke penyidik.

Pernyataan itu berbeda dengan sikap Nurhadi sebelumnya yang acapkali bungkam saat ditanya soal uang dari brankas yang disita KPK.

"Uang pribadi, pribadi. Sudah saya klarifikasi itu, iya sudah saya klarifikasi," cetus Nurhadi.

KPK sendiri kembali memeriksa Nurhadi sebagai saksi untuk Doddy terkait kasus suap penanganan PK di PN Jakpus.

Plh. Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati menjelaskan, selain menggali informasi sebagai saksi Doddy, penyidik juga mengorek keterangan Nurhadi terkait sejumlah barang bukti yang disita dari pengeledahan di kediaman maupun di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

"Nurhadi dikonfirmasi juga soal bukti-bukti elektronik yang ditemukan dalam pengeledahan," ujar Yuyuk melalui pesan singkat.

Dugaan keterlibatan Nurhadi dalam suap penanganan PK di PN Jakpus bermula setelah penyidik memeriksa Panitera/Sekretaris PN Jakpus Edi Nasution serta Direktur PT Kreasi Dunia Keluarga Doddy Ariyanto Supeno. Keduanya diciduk KPK dalam operasi tangkap tangan dari sebuah hotel di Jalan Kramat Raya, Jakarta pada 20 April lalu.

KPK menduga adanya pihak lain yang turut menerima suap dalam pengurusan perkara di PN Jakpus. Pasalnya, sampai saat ini baru Panitera PN Jakpus Edy Nasution yang diketahui menerima duit haram sebagai suap. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA