Dalam wawancara dengan Gazeta.ru, Ivanov yang juga memimpin organisasi “Rusia Ortodoks” menyebut Halloween sebagai hari raya Barat yang “asing dan dipaksakan” kepada masyarakat Rusia. Menurutnya, simbol dan tradisi dalam Halloween berkaitan dengan roh jahat dan kegelapan serta berdampak buruk bagi generasi muda.
“Perayaan tersebut merusak nilai-nilai tradisional Rusia, mempromosikan okultisme, dan bertentangan dengan nilai-nilai moral fundamental yang telah menjadi dasar negara kita selama berabad-abad,” ujar Ivanov, dikutip dari RT, Selasa, 14 Oktober 2025.
Ia juga menyerukan agar promosi Halloween diperlakukan sama dengan penyebaran ajaran Setanisme. Menurut Ivanov, organisasinya berupaya mendorong aturan hukum untuk membatasi penyebaran ideologi asing yang dibungkus sebagai hiburan. Ia pun mengimbau masyarakat agar lebih menghormati hari libur nasional, pahlawan, dan sejarah Rusia, ketimbang mengikuti tradisi Barat seperti Halloween.
Halloween sendiri berasal dari festival Celtic kuno bernama Samhain yang menandai akhir masa panen. Gereja Katolik kemudian menjadikannya sebagai All Hallows’ Eve -- malam sebelum Hari Raya Semua Orang Kudus -- yang kini berkembang menjadi perayaan dengan kostum, lentera, dan tradisi trick-or-treat.
Usulan Ivanov muncul di tengah kekhawatiran para pemimpin agama Rusia terhadap meningkatnya praktik ilmu gaib di negara itu. Awal tahun ini, Imam Besar Gereja Ortodoks Rusia, Andrey Tkachev, menyebut bahwa tanah Rusia saat ini penuh dengan penyihir dan bahwa kekejian ini perlu disucikan.
Menurut laporan surat kabar MK, pengeluaran masyarakat Rusia untuk layanan esoterik, seperti ramalan dan penyembuhan spiritual, mencapai 2,4 triliun Rubel pada 2024.
BERITA TERKAIT: