Ia menekankan bahwa Rusia tidak berniat menyerang, namun siap membela diri jika terancam.
“Rusia tidak pernah memiliki, dan tidak memiliki niat untuk menyerang negara-negara Eropa atau anggota NATO,” kata Lavrov, seperti dimuat
Global News, Minggu, 28 September 2025.
“Namun, setiap bentuk agresi terhadap negara saya akan dibalas dengan tanggapan yang tegas. Tidak boleh ada keraguan tentang ini," tegasnya lagi.
Peringatan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan NATO, menyusul sejumlah pelanggaran wilayah udara oleh pesawat tempur dan drone yang diduga milik Rusia.
NATO menyebut insiden itu sebagai provokasi serius, sementara Rusia membantah dan menyalahkan gangguan sinyal Ukraina sebagai penyebab penyimpangan rute.
Lavrov juga mengomentari perkembangan perang di Ukraina yang kini memasuki tahun ketiga.
Meski dikecam komunitas internasional sebagai agresi tak beralasan, Rusia tetap mengklaim invasinya sebagai langkah pertahanan atas ekspansi NATO dan demi melindungi etnis Rusia di wilayah timur Ukraina.
Menariknya, Lavrov membuka ruang dialog dengan Amerika Serikat, merujuk pada pertemuan puncak Presiden Vladimir Putin dan Presiden Donald Trump di Alaska pada Agustus lalu. Ia menyebut ada “harapan” untuk kerja sama pragmatis yang tidak didasari ideologi.
BERITA TERKAIT: