Oleh sebab itu, menurutnya, serangan Israel terhadap pimpinan Hamas yang berbasis di Doha sengaja dilakukan untuk menghapus penghalang terbesar bagi tercapainya kesepakatan damai.
“Para pimpinan teroris Hamas yang tinggal di Qatar tidak peduli dengan rakyat Gaza. Mereka menghalangi semua upaya gencatan senjata demi memperpanjang perang tanpa akhir,” tulis Netanyahu di platform X, seperti dikutip dari
Reuters.Serangan udara Israel di Doha baru-baru ini menewaskan sedikitnya lima anggota Hamas, termasuk putra dari pemimpin Hamas yang diasingkan, Khalil al-Hayya.
Namun, para pemimpin senior Hamas dan tim negosiasi mereka dilaporkan selamat. Qatar mengonfirmasi bahwa seorang anggota pasukan keamanan dalam negerinya juga tewas dalam serangan tersebut.
Qatar, yang selama ini menjadi mediator utama dalam pembicaraan gencatan senjata, mengecam keras aksi militer Israel tersebut.
Hamas sendiri menilai serangan di Doha merupakan upaya untuk menggagalkan jalannya negosiasi.
“Serangan ini adalah cara Israel untuk mengguncang proses gencatan senjata. Namun, hal ini tidak akan mengubah syarat kami untuk mengakhiri perang di Gaza,” kata Hamas dalam pernyataan resminya.
Israel menuntut agar Hamas segera membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza serta meletakkan senjata.
Di sisi lain, Hamas menegaskan tidak akan melepaskan semua sandera tanpa adanya kesepakatan yang mengakhiri perang, dan menolak menyerahkan senjata sebelum Palestina memperoleh negara merdeka.
Situasi ini menambah ketegangan diplomatik di kawasan, terutama mengingat Qatar memegang peran penting sebagai tuan rumah perundingan damai.
BERITA TERKAIT: