Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Selasa waktu setempat, 20 Mei 2025, Trump juga menunjuk Jenderal Michael Guetlein dari Angkatan Luar Angkasa AS sebagai manajer program utama sistem pertahanan berbasis satelit tersebut.
Golden Dome dirancang sebagai jaringan satelit ruang angkasa yang mampu mendeteksi, melacak, dan mencegat rudal balistik dari negara-negara seperti Tiongkok dan Rusia.
“Golden Dome akan melindungi tanah air kita,” kata Trump seraya menambahkan bahwa Kanada telah menyatakan minat untuk bergabung dalam proyek tersebut.
Trump mengklaim sistem tersebut terinspirasi oleh proyek “Star Wars” era Ronald Reagan dan perisai rudal Iron Dome milik Israel, namun dengan cakupan yang jauh lebih besar.
“Ronald Reagan menginginkannya bertahun-tahun lalu, tetapi mereka tidak memiliki teknologinya,” ujarnya, seperti dimuat
BBC.
Meskipun Trump menargetkan penyelesaian proyek pada akhir masa jabatannya di Januari 2029, sejumlah analis dan pakar pertahanan mempertanyakan kelayakan anggaran dan tenggat waktu tersebut.
Kantor Anggaran Kongres bahkan memperkirakan biaya Golden Dome bisa membengkak hingga 831 miliar dolar AS dalam dua dekade. Sementara itu, pendanaan awal sebesar 25 miliar dolar AS yang diusulkan oleh Partai Republik masih bergantung pada RUU rekonsiliasi yang belum disetujui Kongres.
Program ini juga memicu kekhawatiran politik terkait proses pengadaan, terutama karena keterlibatan perusahaan-perusahaan seperti SpaceX milik Elon Musk, serta Palantir dan Anduril.
Senator Kevin Cramer dari North Dakota menekankan perubahan paradigma dalam industri pertahanan.
"Ekosistem pertahanan otonom era antariksa yang baru lebih banyak berkaitan dengan Lembah Silikon daripada ‘logam besar’," kata dia.
Pentagon kini bersiap untuk memulai pengujian dan pengadaan sistem yang akan membentuk Golden Dome, termasuk rudal, satelit, dan sensor.
Beberapa kontraktor pertahanan besar yang disebut sebagai kandidat dalam proyek ini meliputi Lockheed Martin, RTX Corp., dan L3Harris Technologies, yang baru-baru ini menginvestasikan 150 juta dolar AS di fasilitas satelit baru mereka di Indiana.
Trump juga menyebut negara bagian Alaska, Florida, Georgia, dan Indiana sebagai penerima manfaat utama dari proyek ini, menandakan dimulainya integrasi nasional dalam sistem pertahanan luar angkasa yang ambisius.
BERITA TERKAIT: