Penunjukkan ini menjadi sorotan, mengingat perjalanan politik Thaksin yang penuh dengan kontroversi, tuduhan korupsi, serta ketegangan dengan berbagai elemen kekuatan politik Thailand.
Pada Senin, 24 Maret 2025, CEO Danantara, Rosan Roeslani, memperkenalkan Thaksin bersama sejumlah nama besar lainnya seperti Roy Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, dan Chapman Tailor sebagai anggota Dewan Penasihat yang bertugas memberikan pandangan strategis bagi lembaga yang baru dibentuk ini.
Thaksin, yang kini berusia 74 tahun, pernah dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand dari 2001 hingga 2006.
Ia dikenal sebagai pemimpin dan pengusaha yang memperkenalkan kebijakan populis, seperti sistem perawatan kesehatan universal dan dana pembangunan pedesaan yang sangat populer di kalangan rakyat, terutama di daerah terpencil yang sebelumnya diabaikan.
Namun, kepemimpinannya juga dipenuhi dengan tantangan dan kritik keras, baik dari kalangan konservatif maupun militer.
Thaksin dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar di dunia politik Thailand. Pada 2006, pemerintahannya digulingkan melalui kudeta militer yang memicu polarisasi politik yang mendalam di negara itu.
Meskipun Thaksin mengklaim bahwa tuduhan terhadapnya bermotif politik, ia tetap dihadapkan pada sejumlah kasus hukum, yang mengarah pada pelariannya ke luar negeri setelah digulingkan.
Setelah bertahun-tahun berada di pengasingan. Pada tahun 2007, ia membeli klub sepak bola Liga Premier Manchester City, tetapi menjualnya sekitar setahun kemudian.
Thaksin akhirnya kembali ke Thailand pada 2023. Meskipun ia langsung dijebloskan ke penjara untuk menjalani hukuman delapan tahun terkait kasus korupsi, ia kemudian dibebaskan setelah dinyatakan sehat dan hukumannya dikurangi menjadi satu tahun.
Kembalinya Thaksin bertepatan dengan terpilihnya putri bungsunya, Paetongtarn Shinawatra, sebagai Perdana Menteri Thailand termuda pada Agustus 2024.
Pada Desember 2024, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menunjuk Thaksin sebagai penasihat informal terkait kepemimpinan Malaysia di ASEAN pada tahun 2025.
Sementara itu, Thaksin belum sepenuhnya bebas dari rintangan hukum. Kantor Jaksa Agung Thailand masih menyelidiki sejumlah tuduhan terhadapnya, termasuk kasus pencemaran nama baik terhadap kerajaan, yang bisa berujung pada hukuman penjara hingga 15 tahun jika ia terbukti bersalah.
Forbes memperkirakan bahwa nilai kekayaan Thaksin melebihi angka 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp31 triliun.
Thaksin mendirikan perusahaan bernama Shin Corporation. Fokusnya adalah layanan operator telepon seluler. Perusahaan itu meraksasa hingga menjadi yang terbesar di Thailand. Melalui Shin Corporation, PM Thailand pada 2001-2006 itu pernah menjadi orang terkaya di negeri gajah putih tersebut.
Saking kaya dan berkuasanya Thaksin, Thailand pernah dipelesetkan sebagai Thaksinland.
Meski begitu, pada Januari 2006, ia memutuskan untuk menjual saham mayoritas perusahaan itu. Nilainya 73 miliar bath atau setara dengan Rp32 triliun. Yang membeli Temasek Holdings, sebuah perusahaan investasi global berbasis di Singapura.
Pada 2007, Thaksin Shinawatra pernah menghebohkan dunia sepak bola. Betapa tidak, ia membeli saham klub sepak bola Inggris, Manchester City. Tak tanggung-tanggung, yang dibeli sebanyak 75 persen. Langsung jadi mayoritas. Langsung jadi bos.
Ketika itu, Thaksin Shinawatra menggelontorkan duit senilai Rp1,5 triliun. Tetapi, pada 2008, ia menjual seluruh saham tersebut kepada Sulaiman Al-Fahim dari Abu Dhabi.
BERITA TERKAIT: