Keputusan diambil setelah delegasi Washington yang dipimpin Barbara Leaf, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat, bertemu dengan pimpinan HTS di Damaskus pada Jumat 20 Desember 2024, waktu setempat.
Selama pertemuannya dengan al-Sharaa, Leaf membahas beberapa isu utama, termasuk perlunya mencegah kelompok teroris beroperasi di Suriah dan memastikan perlindungan hak-hak minoritas dan perempuan.
"Kami juga membahas kebutuhan penting untuk memastikan bahwa kelompok teroris tidak dapat menimbulkan ancaman di dalam Suriah atau di luar negeri, termasuk bagi AS dan mitra kami di kawasan tersebut," kata Leaf dalam pengarahan telepon dari Yordania, seperti dikutip dari RT, Sabtu 21 Desember 2024.
"Berdasarkan diskusi kami, saya memberi tahu dia bahwa kami tidak akan meneruskan tawaran Hadiah untuk Keadilan yang telah berlaku selama beberapa tahun," katanya.
Meskipun ada langkah ini, HTS tetap ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Amerika Serikat, dan sanksi yang berasal dari penetapan ini masih berlaku.
Leaf menekankan bahwa keputusan untuk menarik hadiah tersebut merupakan perubahan kebijakan yang bertujuan untuk melegitimasi keterlibatan dengan kelompok tersebut.
"Jika saya duduk bersama pemimpin HTS dan berdiskusi panjang lebar dan terperinci, agak tidak masuk akal untuk menetapkan hadiah untuk kepalanya," katanya.
"Jika tidak, saya harus meminta FBI untuk datang dan menangkapnya atau semacamnya," lanjut Leaf.
Awal bulan ini, pasukan oposisi Suriah yang dipimpin oleh jihadis HTS melancarkan serangan mendadak di seluruh negeri, merebut beberapa kota besar, termasuk ibu kota, Damaskus. Sebagai tanggapan, Presiden Suriah Bashar Assad mengundurkan diri dan kabur ke Rusia.
Pasukan oposisi Suriah terdesentralisasi dan terdiri dari berbagai ideologi, meskipun disatukan oleh tujuan bersama untuk menggulingkan rezim Assad. Namun, akar HTS dan Jolani dalam gerakan Islam ekstremis membayangi ambisinya.
Meskipun Jolani berupaya menjauhkan kelompok barunya dari al Qaeda, Amerika Serikat menetapkan HTS sebagai Organisasi Teroris Asing pada tahun 2018 dan akan memberikan hadiah 10 juta Dolar AS untuk siapa saja yang menangkapnya.
BERITA TERKAIT: