Ledakan rudal terlihat di langit Tel Aviv dan ledakan terdengar di al-Quds yang diduduki, membuat para pemukim ilegal Israel melarikan diri ke tempat perlindungan.
Otoritas Bandara Israel mengatakan bahwa tidak ada pesawat yang diizinkan lepas landas atau tiba di semua bandara Israel.
Surat kabar Israel
Haaretz melaporkan serangan langsung terjadi di Negev, Sharon, dan lokasi lain.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengeluarkan pernyataan tak lama setelah serangan rudal dimulai.
Dikatakan dalam menanggapi tewasnya kepala Hamas Ismail Haniyah, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan IRGC Abbas Nilforoushan, militer Iran meluncurkan puluhan rudal balistik yang menargetkan pangkalan militer dan intelijen utama di jantung wilayah pendudukan Israel.
IRGC lebih lanjut mengatakan bahwa serangan itu sejalan dengan hak negara untuk membela diri yang sah sesuai dengan Piagam PBB dan sebagai tanggapan atas kejahatan yang dilakukan Israel di Gaza dan Lebanon.
"Rezim Zionis akan menghadapi serangan yang lebih dahsyat jika bereaksi terhadap operasi Iran," tegas IRGC dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat Kantor Berita Pemerintah
Press TV.Dalam pernyataan lanjutan, IRGC mengatakan tiga pangkalan militer Israel di Tel Aviv terkena serangan selama operasi tersebut.
"Dalam operasi ini, sejumlah pangkalan udara dan radar, serta pusat konspirasi dan perencanaan pembunuhan terhadap para pemimpin perlawanan dan komandan IRGC menjadi sasaran," ungkapnya.
IRGC mencatat bahwa meskipun area yang ditunjuk dilindungi oleh sistem pertahanan canggih, 90 persen rudal yang ditembakkan berhasil mengenai targetnya.
"Rezim Zionis telah ketakutan oleh intelijen dan dominasi operasional Republik Islam," tambahnya.
Misi Iran untuk PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan rudal tersebut merupakan serangan balasan yang sah.
Ia juga memperingatkan rezim Israel bahwa respons yang lebih menghancurkan akan terjadi jika berani menanggapi atau melakukan tindakan jahat lebih lanjut.
BERITA TERKAIT: